tvOnenews.com - Daur hidup capung termasuk dalam metamorfosis tidak sempurna. Hal ini karena capung adalah serangga yang tidak melewati tahap pupa atau kepompong.
Daur hidup capung hanyalah melewati tiga fase saja, yaitu fase telur, nimfa dan capung dewasa.
Berikut penjelasan mengenai daur hidup capung yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Proses Perkembangbiakan dari Capung
Ketika capung menjadi dewasa, capung akan melakukan kopulasi. Pada beberapa jenis, capung jantan yang siap kawin memiliki kebiasaan untuk menguasai wilayah.
Dalam memperebutkan wilayah, perkelahian antara capung-capung jantan kerap terjadi.
Kemudian, bila seekor capung betina terbang mendekati salah satu wilayah, maka capung jantan yang menguasai wilayah tersebut akan mencoba mengawininya.
Sepasang Capung yang Sedang Kopulasi (Dokumentasi Pribadi Instagram @paskalsukandar)
Capung jantan umumnya berwarna cerah atau lebih mencolok daripada betina. Warna inilah yang membantu capung jantan dalam menarik perhatian dari seekor capung betina.
Proses kopulasi capung dilakukan sambil terbang, umumnya kopulasi terjadi di sekitar perairan dengan menggunakan umbai ekornya.
Saat kopulasi, capung jantan akan mencengkeram bagian belakang kepala capung betina.
Kemudian capung betina akan membengkokkan ujung perutnya menuju alat kelamin jantan yang sebelumnya sudah terisi sel-sel sperma. Jika berhasil, sperma akan memasuki tubuh capung betina dan membasahi telur-telurnya.
Itulah awal mula dari daur hidup capung.
Setelah kopulasi berhasil dilakukan, seekor capung betina akan meletakkan telurnya di antara tanaman air. Kemudian dimulailah daur hidup capung dari telur.
1. Fase Telur
Daur hidup capung yang pertama adalah telur.
Bentuk telur capung ada dua macam yakni silindris dan bulat. Di sudut telur terdapat satu atau beberapa lubang yang ukurannya sangat kecil yang disebut dengan Micropyle.
Lubang inilah yang digunakan untuk masuknya sperma sebelum telur diletakkan oleh induknya.
Telur-telur tersebut akan disimpan di sela-sela batang tanaman air, namun ada pula yang menyelam ke dalam air untuk bertelur.
Saat capung betina meletakkan telur-telrnya, capung jantan akan melayang-layang di atasnya atau tetap menempel pada tubuh betina dalam posisi berboncengan.
Kemudian, setelah telur-telur diletakkan, dalam waktu sekitar 1-3 minggu larva mulai menetas. Lama penetasan tergantung dari kondisi lingkungan.
2. Fase Nimfa
Fase kedua dari daur hidup capung adalah nimfa. Nama lain dari Nimfa capung adalah naiad.
Naiad dapat diartikan sebagai fase muda capung atau fase dimana nimfa capung menempati daerah yang berair.
Telur capung yang telah menetas akan menjadi naiad nantinya akan hidup di sekitar perairan yang bersih dan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan kecil, larva nyamuk dan lain sebagainya.
Dalam fase nimfa ada beberapa tahapan yang disebut dengan instar.
Dokumentasi Pribadi Instagram @paskalsukandar
Kemudian, setelah berganti kulit sebanyak 10 hingga 15 kali, naiad akan keluar dari perairan dan menjadi capung dewasa.
Namun, dalam daur hidup capung yang disebut nimfa ini, dapat terjadi sebuah masa istirahat atau yang disebut dengan Diapause.
Saat istirahat, nimfa akan mengurangi kegiatan makan dan menunda perkembangannya. Ketika menemukan musim dan tempat yang sesuai, capung dewasa akan muncul dari nimfa.
Perkembangan nimfa capung dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang meliputi lingkungan air dan struktur hutan.
Air yang tercemar dapat mengganggu kehidupan nimfa capung. Nimfa capung sangat sensitif terhadap perubahan kualitas perairan.
Sementara hutan yang heterogen akan menjadikan populasi capung meningkat.
Hal ini karena daur hidup capung saat fase telur dan nimfa bersifat akuatik atau tinggal di air, sementara capung dewasa bersifat terestrial atau tinggal di daratan.
3. Capung Dewasa
Fase ketiga atau yang terakhir dari daur hidup nyamuk adalah capung dewasa.
Ketika nimfa sudah menemukan musim dan tempat yang sesuai, capung dewasa akan muncul keluar.
Namun, sejenak sebelum kemunculannya, fungsi insang akan berhenti dan digantikan oleh lubang dubur.
Setelah nimfa menjadi capung, ia memerlukan waktu sekitar 1-2 hari untuk menyusun kembali susunan tubuh serta
perilakunya sebelum berubah secara utuh menjadi capung dewasa.
Dokumentasi Pribadi Instagram @paskalsukandar
Capung dewasa banyak ditemukan terbang di sekitar perairan seperti sungai, waduk, kolam dan danau. Namun beberapa jenis capung dapat terbang jauh dari perairan.
Capung mempunyai kebiasaan berjemur di bawah sinar matahari. Hal itu dilakukkan untuk menghangatkan tubuhnya dan menguatkan otot-otot sayapnya untuk terbang.
Taksonomi Capung
Capung adalah serangga yang masuk dalam Ordo Odonata.
Odonata berasal dari kata “odont” yang berarti gigi. Hal ini mengacu pada mandibula yang terdapat pada
capung dewasa.
Kindom Animalia
Filum Arthropoda
Subfilum Mandibulata
Kelas Insecta/Heksapoda
Subkelas Pterygota
Infrakelas Palaeoptera
Ordo Odonata
Subordo Anisozygoptera, Anisoptera, Zygoptera
Perbedaan Capung dan Capung Jarum
Ordo Odonata terbagi menjadi dua subordo yaitu Anisoptera (capung) dan Zygoptera (capung jarum). Kedua sub ordo tersebut dibedakan dari bentuk tubuhnya.
Anisoptera bentuk tubuhnya lebih besar dari pada Zygoptera. Sementara bentuk mata pada Anisoptera menyatu sedangkan mata Zygoptera terpisah.
Sedangkan dari perilaku terbangnya, Anisoptera memiliki wilayah jelajah yang lebih luas jika dibandingkan denngan capung jarum.
Pentingnya Keberadaan dari Capung
Capung merupakan salah satu serangga yang memiliki peranan penting bagi keberlangsungan ekosistem. Hal ini karena keberadaan capung dapat dijadikan sebagai indikasi untuk melihat kondisi dari sebuah lingkungan.
Dikutip dari buku Susanti yang berjudul Mengenal Capung, dikatakan bahwa capung dapat dijadikan sebagai indikator air bersih yang bermanfaat untuk memonitor kualitas air di sekitar lingkungan.
Capung melakukan proses perkembangbiakan pada lingkungan perairan yang sehat. Kondisi perairan yang tercemar, dapat menyebabkan terganggunya siklus hidup capung sehingga mengakibatkan jumlah populasi capung jarum menurun.
Dokumentasi Pribadi Instagram @paskalsukandar
Oleh karena itu, perubahan dalam populasi capung dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk menandai adanya polusi atau tercemarnya suatu lingkungan.
Selain itu, dalam suatu ekosistem capung juga berperan dalam menjaga keseimbangan rantai makanan.
Misalnya, seekor capung jarum berperan sebagai serangga predator yang bertindak sebagai musuh alami dalam mengurangi populasi dari hama tanaman pangan.
Maka bisa dipastikan, tanpa kehadiran capung, kehidupan dalam suatu ekosistem akan terganggu dan tidak akan
mencapai suatu keseimbangan.
Itulah penjelasan mengenai daur hidup capung dan pentingnya keberadaan capung dalam suatu lingkungan. Marilah kita jaga perairan di sekitar kita, agar populasi capung dapat terjaga.(put)
Load more