Banyumas, Jawa Tengah - Kudapan khas Kabupaten Banyumas ini berasa manis karena dimasak dalam nira kelapa. Meski bahan utamanya bisa bermacam-macam, cimplung memiliki cita rasa yang sama, manis pekat.
"Sekarang bisa tiap hari ada yang pesan untuk dibuatkan cimplung, karena mereka menerima pesanan lewat online," ujar Karsiah, perajin gula kelapa di Desa Rancamaya, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, yang melayani pembuatan cimplung.
Karsiah biasa melayani cimplung dari berbagai macam bahan. Seringnya adalah ubi kayu. Namun bahan lain seperti ubi jalar, pisang, kelapa muda, labu, sampai talas, juga ada yang pesan.
"Umumnya pakai ubi kayu. Sekarang malah ada istilah mix. Jadi sepaket isi berbagai macam cimplung," ujarnya.
Proses membuat cimplung disebut nyimplung, karena memasukan atau cemplung ke dalam air nira. Saat air nira mulai mendidih, bahan-bahan cimplung seperti ubi atau pisang itulah dimasukan. Direbus hingga matang.
Citarasa manis legit khas gula kelapa sangat terasa. Karena proses memasak memang mengambil salah satu tahapan membuat gupa kelapa.
"Hampir tiap hari pesan ke perajin gula, karena melayani pembeli di online," ujar Yanti, salah seorang penjual cimplung di Kecamatan Karanglewas.
Dia mengiklankan atau open order cimplung di marketplace dan grup media sosial. Cara pemasaran ini lebih mudah dan efektif. Dia hanya memesan ke perajin sesuai order hari itu.
"Kecuali dimasukan ke kulkas, cimplung temasuk kudapan basah yang cepat basi," ujarnya.
Oleh karenanya dengan cara open order, jumlah, jenis bahan, dan waktu pengiriman yang diinginkan pemesan, bisa tepat.
Cimplung ternyata tidak hanya rasanya yang manis. Karena disuka semua kalangan dan usia, bisnis cimplung ini juga tetap manis.(Sonik Jatmiko/Buz)
Load more