Kudus, Jawa Tengah - Puluhan santri Pondok Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi Al-Quran (PSKQ) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki cara unik dalam membuat oleh-oleh mudik ke kampung halaman.
Aktifitas para santri kini tak hanya mengaji atau memperdalam ilmu agama seperti pada umumnya, namun juga diajarkan keterampilan seperti bidang seni kaligrafi.
Di Undaan Kabupaten Kudus misalnya, para santri yang berasal dari Pondok Pesantren Seni Rupa Kaligrafi Al-Quran melukis kaligrafi pada media kanvas bersama-sama. Uniknya, beberapa santri melukis kaligrafi dengan tema Idul Fitri. Tak hanya pada media kanvas melainkan juga di media styrofoam bekas.
Menurut Muhammad Assiry, pengasuh PSKQ, para santri memang sengaja melukis kaligrafi bertemakan Idul Fitri yang nantinya karya karyanya akan dibawa pulang sebagai oleh oleh di kampung halaman.
Para santri yang belajar ilmu kaligrafi sendiri tak hanya berasal dari Kudus saja, melainkan dari berbagai daerah di tanah air seperti Madura, Jawa Barat, Jawa Timur, hingga Sumatra.
“Kegiatan kali ini bersama santri-santri pasaran Ramadhan angkatan tahun 2022 sedang melukis dan membuat karya, karya itu nantinya akan dibawa sebagai oleh oleh mudik lebaran di kampung halaman mereka. Temanya ada yang abstrak, kontemporer, yang menggunakan bahan kanvas, styrofoam, kayu dan lainnya,” terang Assiry.
Selain melukis kaligrafi, di pesantren ini juga tengah menyusun Al Quran unik yang berbentuk lingkaran dan diklaim terbesar di dunia dengan ukuran diameter lingkaran 2 meter yang nantinya akan dipamerkan.
“Kami juga membuat Al Quran terunik di dunia, kalau sebelumnya kita sudah membuat Al Quran terbesar di dunia, kali ini terunik di dunia yakni berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter 2 meter,” imbuhnya.
Foto: Seorang santri memprlihatkan hasil karya kaligrafi (Galih Manunggal)
Sementara menurut Muhammad Imron, salah seorang santri asal Madura, ia melukis kaligrafi bertemakan Idul Fitri yang nantinya akan dipersembahkan untuk sang Ibu di kampung halaman.
“Ini melukis kaligrafi dengan tambahan tulisan Selamat Idul Fitri 1443 Hijriah dibawahnya. Ya melukis kaligrafi awalnya sudah, tapi lama kelamaan susahnya semakin berkurang. Lukisan ini nantinya akan saya persembahkan untuk ibu saya di Madura karena bapak saya sudah tidak ada,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.
Setelah selesai, hasil karya para santri tersebut nantinya akan dibawa pulang ke kampung halamannya masing masing sebagai oleh-oleh mudik yang unik. Kaligrafi karya para santri itu selain bisa sebagai hiasan ruangan dalam rumah juga bisa dipajang di tempat ibadah seperti Masjid dan Mushola. (Gml/Buz)
Load more