Semarang, Jawa Tengah - Alkulturasi budaya dan toleransi terlihat di kampung Temenggungan RT 1/RW 3 Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, selama bulan Ramadhan 1443 H.
Beberapa anak muda dengan bersemangat menyanyikan lagu ajakan sahur. Sementara orang tua, mengikuti di belakang gerobak yang ditarik.
Gerobak yang digunakan juga dipasangi lima bendera mewakili unsur emas, kayu, tanah, air, dan api.
"Ada dupa juga, ini hanya sebagai lambang keserasian dalam menjalani kehidupan," kata pembina Khe Ding Cong, Pandita Dhamma Amaro. Senin (25/4/2022).
Para pemuda yang bermain musik tersebut berasal dari paguyuban Mudita Irsa atau Muda-mudi Temenggungan Irawan Satu.
"Anggotanya juga beragam, ada yang muslim, Budha, Kristen, dan Katolik. Tapi kalau membangungkan sahur jadi satu, bergantian," ungkapnya.
Load more