Kediri, Jawa Timur - Sering kita menjumpai kain tenun, setiap daerah memiliki motif, warna, dan tekstur yang berbeda. Salah satu daerah di Indonesia sebagai penghasil tenun adalah Kota Kediri, Jawa Timur.
Kerajinan tenun ikat yang berasal dari Kota Kediri ini masih dibuat dengan cara tradisional. Kain tenun dibuat dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Menurut laman resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM, diduga kuat Tenun Kediri sudah ada sejak sekitar tahun 1900.
Hal ini mendapat bukti kuat karena di Kota Amsterdam, terdapat enam lembar kain tenun asal Kediri buatan 1910 yang tersimpan sebagai koleksi Tropen Museum di Kota Amsterdam, Kerajaan Belanda.
Tenun Kediri pada awalnya menjadi usaha kerajinan yang dibawa oleh pengusaha keturunan Tionghoa. Pada masa itu, lokasi usaha tenun banyak berdiri di kawasan Pecinan dengan komoditas utama yaitu sarung tenun.
Bisnis Usaha tenun ikat Kediri berjalan sukses hingga mencapai puncaknya sekitar tahun 1950. Namun akibat adanya pergolakan politik nasional pada tahun 1965, seluruh usaha milik pengusaha Tionghoa di Kediri, termasuk usaha tenun terpaksa harus tutup dan memberhentikan seluruh karyawannya.
Tenun Ikat Kediri mengalami perkembangan hingga saat ini karena usaha yang dirintis oleh mantan karyawan perusahaan tenun sebagian besar tinggal di wilayah Bandarlor dan Bandarkidul.
Keterampilan yang dihasilkan sewaktu menjadi karyawan justru mengawali perjalanan usaha tenun Kediri yang saat ini telah menjadi souvenir khas Kota Pahlawan ini.
Menurut penjelasan dari para perajin tenun Kediri yang dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. Tenun Ikat Kediri memiliki ciri khas pada motif bekas ikatan yang berwarna putih dengan motif yang beragam.
Motif-motif dengan nuansa bunga dan garis ini memiliki beberapa jenis motif yang sering dijumpai. Motif tersebut seperti gunungan yang terinspirasi dari bentuk pegunungan, ceplok dan salur yang seperti bunga, wajik yang berbentuk segi empat, salur yang bercorak garis-garis, dan tirto tirjo yang menyerupai aliran air.
Seperti yang dikatakan oleh Philips Iswardono, seorang Fashion Designer yang memiliki spesialis pada Lurik dan Kain Ikat Indonesia, Ia mengungkapkan Tenun Kediri memiliki ciri khas pada motif dan warnanya yang berbeda dengan tenun dari daerah lainnya.
“Sudah jarang orang melirik, mendengar, atau mengekspose bahwa di Kediri ini ada Tenun. Dari warna dan motifnya berbeda, karena ciri khas tenun Kediri jika melihat secara detail sangat berbeda dengan tenun di daerah lain,” ungkap Philip saat diwawancarai pada acara Fashion Show, Beauty and The Beat, Jogja City Mall (29/5/2022).
Lanjutnya untuk mengangkat kembali nama tenun Kediri di Industri Kreatif telah menjadi tugas Fashion Designer untuk mempromosikan Tenun Kediri agar potensinya dapat bersaing dengan tenun dari berbagai daerah di Indonesia.
Philip mengatakan, “Jadi ini adalah tugas bagi kita sebagai pelaku Industri Kreatif ini bagaimana tenun Kediri ini harus naik kelas, harus di angkat. Harusnya bisa potensi bersaing dengan tenun daerah lainnya.”
“Disana juga SDM belum begitu banyak, sehingga ini menjadi pekerjaan Fashion Designer bisa mempromosikan Kabupaten Kediri yang ternyata punya kekayaan tenun yang luar biasa Indah,” jelas Philip. (Kmr)
Load more