Jakarta - Game atau permainan diciptakan sebagai sarana hiburan, terlebih game pada ponsel. Semakin berkembangnya teknologi smartphone Android, membuat jenis game ikut berkembang, sehingga banyak game yang memberikan pengalaman interaksi yang seru dan juga memiliki tampilan grafis yang bagus.
Dirangkum dari laman Viva Digital, berikut beberapa game Android yang berbahaya jika dimainkan oleh anak-anak tanpa adanya pengawasan orang tua.
1. Roblox
Roblox memberikan banyak tantangan dalam setiap game onlinenya. Namun, anak diharuskan untuk membeli voucher jika ingin membeli item atau tools jika ingin terus bermain. Hal tersebut membuat mereka kecanduan dan berpotensi menguras kantong orang tuanya.
Hal tersebut dinilai membawa dampak negatif bagi anak-anak, bahkan ada orang tua yang melaporkan game di Roblox karena memiliki unsur pornografi. Inti platform Roblox adalah semua orang dapat membuat dan memainkan game mereka sendiri.
Game ini memang sangat populer di kalangan anak-anak, karena memiliki tampilan dengan warna cerah dan karakter kartun. Namun ada beberapa room atau area game yang tak aman untuk anak-anak dan bisa mereka masuki tanpa sadar.
2. My Friend Cayla
My Friend Cayla merupakan boneka yang cukup populer di Jerman. Boneka ini bisa terkoneksi dengan smartphone android untuk menjalankan beberapa fiturnya. Namun belakangan ini, boneka tersebut dikabarkan menjadi perangkat mata-mata hacker yang memanfaatkan teknologi transmisi radio.
Seperti yang dikutip dari laman Viva, ada laporan Federal Network Agency yang dilansir Mashable para hacker ternyata telah mengakses, mencuri email dan password pengguna dari database My Friend Cayla sejak awal 2017.
Hal tersebut, boneka ini telah dilarang dijual di Jerman, karena dianggap melanggar privasi. Pelarangan itu juga didorong oleh banyaknya komplain yang dilakukan oleh kelompok konsumen kepada US Federal Trade Commission karena boneka itu bisa melanggar Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak-Anak.
3. Blue Whale
Permainan berikut ini sedikit kontroversial, khususnya dari pemberian nama gamenya. Banyak yang percaya bahwa nama itu diambil dari perilaku paus biru yang sengaja mendamparkan diri mereka ke pinggir pantai sehingga menyebabkan mereka mati.
Nama ini kemudian digunakan oleh kelompok yang diduga melakukan tekanan pada remaja untuk melakukan bunuh diri.
Permainannya sederhana, ada seorang kurator yang memberikan 50 tugas untuk diselesaikan selama 50 hari. Setiap harinya, jenis level tantangannya meningkat, mulai dari menonton video kekerasan, film horor, hingga seruan bunuh diri.
“Untuk anak-anak, tolong jangan langsung menelan mentah-mentah semua informasi dari luar,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Barat, Suprianus Herman, seperti yang dikutip dari laman Viva
Selain itu, Maria Nafaola seorang psikolog klinis menuturkan, dari artikel yang telah dia baca tentang Blue Whale Challenge, kebanyakan memberi efek negatif. Ia memandang harus ada tindakan tegas dari pihak keamanan untuk meredam hal semacam ini.
4. Fire Fairy
Game yang berikut ini juga punya potensi berbahaya bagi anak-anak, bahkan bisa merenggut nyawa. Sekilas game ini seperti satu gurauan dengan meniru karakter siri animasi Wink Club: School of Witches yang populer di kalangan kanak-kanak.
Game Fire Fairy ini berasal dari Rusia. Ada laporan ketika anak-anak memainkan permainan ini, mereka bisa diminta menghidupkan dapur gas karena dijanjikan bertukar menjadi ‘fire fairy’.
Kejadian itu menimpa seorang anak bernama Sofia yang masih berusia 5 tahun. Ia menderita cedera parah akibat membuka dapur gas di rumahnya demi ‘permainan’ ini. Permainan ini mengarahkan anak-anak untuk: “Pergi ke dapur diam-diam ketika tidak ada siapapun atau nanti perkataan magic akan hilang”.
5. Cloud Pets
CloudPets boneka pintar yang juga dapat dikoneksikan dengan smartphone ini dilaporkan telah membocorkan 2 juta pesan suara antara sang anak dan orangtua kepada para hacker.
Selain itu, perusahaan pembuat boneka tersebut, Spiral Toys, tidak mengamankan data pengguna boneka tersebut. Hal itu mengakibatkan sekitar 820 ribu data pengguna dicuri. Menurut seorang pakar keamanan Troy Hunt, ia menyayangkan Spiral Toys tidak menyiapkan langkah keamanan yang tegas.
"Dalam kasus ini, data yang disimpan ternyata ada di dalam segmen network publik. Spiral Toys tidak mengetahui jaringan itu tak aman dan tidak membutuhkan otentikasi sama sekali. Jadinya, orang-orang bisa mencari database yang terekspos secara online di jaringan tersebut," kata Troy Hunt, seperti yang dikutip dari Viva. (Mzn)
Load more