Jakarta - Antropolog Digital Karlina Octaviany mengatakan bahwa budaya Fandom K-pop tak hanya sekadar mencintai idolanya tetapi juga memiliki pengaruh yang positif dalam aktivisme sosial bahkan politik, Sabtu (4/6/2022).
Di Indonesia sendiri, ARMY telah berkontribusi dalam berbagai gerakan kebaikan seperti donasi pendidikan hingga dukungan advokasi perempuan korban kekerasan. Dengan seluruh aktivitas positif dari ARMY ini, menurut Karlina budaya fandom pun memiliki pengaruh yang positif.
"Demo Omnibuslaw ini kan sempat ramai ya. Dan ternyata yang banyak menyuarakan juga ARMY. Bisa dilihat ada juga yang sudah menganalisa bahwa gerakan K-pop itu salah satu yang terbesar di dunia digital," kata Karlina saat dijumpai di Jakarta Selatan, Sabtu.
"Jadi kita nggak bisa melihat ketika anak muda terlibat, terutama perempuan kalau ikut di gerakan tuh kayaknya nggak ngerti-ngerti amat. Ikut-ikutan doang. Apalagi fandom K-pop yang anonim. Tapi ternyata ARMY ini berjalannya secara organik, tidak ada komando," sambungnya.
Tak hanya itu. Menurut Karlina kini masyarakat tak bisa lagi membedakan mana gerakan yang paling berjasa atau yang tidak. Sebab, semuanya pasti memiliki modalitas sosial untuk melakukan suatu perubahan.
"Kalau soal gerakan sosial, kita nggak bisa lihat satu yang paling berjasa atau satu yang yah kurang berjasa. Semuanya pasti punya modalitas sosial untuk melakukan perubahan," ujarnya.
Load more