Jakarta - Martunis Ronaldo yang terkenal usai dijadikan anak angkat oleh pesepakbola dunia berbakat asal Portugal Cristiano Ronaldo, menuturkan bagaimana tragedi Tsunami Aceh 2004 merubah hidupnya, (16/6/2022)
Sebelumnya Martunis Ronaldo dan Mesut Ozil dipertemukan oleh Sandiaga Uno di kantornya, Sang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini secara khsusu mengenal Martunis ke mantan rekan setimnya dulu saat bersama merumput di Real Madrid.
Irfan Hakim mengeluarkan sebuah jersey portugal dalam sebuah kotak, tentu yang mengingatkan Martunis saat pertama kali ditemukan selamat dari tragedi Tsunami Aceh 2004 menggunakan jersey Rui Costa Portugal.
Martunis masih berumur delapan tahun saat pertama kali bertemu dengan Cristiano Ronaldo usai tragedi Tsunami Aceh 2004, ungkap alasan mengapa memakai Jersey Rui Costa.
"Dulu dia tidak sehebat seperti sekarang Ronaldo, dulu waktu dia dekat dengan saya umurnya masih 18 tahun, jadi waktu Tsunami, saya tidak memakai Jersey Ronaldo, saya cuma memakai Jersey Rui Costa, karena dia berkomentar saat itu dia bermain di Manchester United, kebetulan yang soroti itu dari media inggris,"ungkapnya
Mantan pemain akademi sporting lisbon ini mengaku bahwa setelah sorotan media inggris tersebut membuat Ronaldo terharu dan empati tergerak hati karena memakai jersey negaranya yakni Portugal.
"Mereka meliput saya dan Ronaldo komen ada seorang anak di Samudra Hindia yang telah menyelamatkan lambang kebangsaan negara kami ketika kejadian Tsunami,"terangnya sambil mata berkaca-kaca
Martunis Ronaldo pun mengungkap saat sebelum kejadian terjangan Tsunami Aceh 2004 ia sedang bermain bola bersama teman-temannya.
"Waktu itu main bola sama teman-teman, tiba-tiba gempa, saya langsung pulang bersama teman dan saat itu saya memanggil ayah di tambak, ketika saya pulang dengan ayah tiba-tiba berapa menit kemudian Tsunami, air tiba-tiba datang."
Ia beserta keluarganya berniat mengungsi dengan menaiki mobil pickup tetapi terjangan ombak besar telah menghampiri dan menghantam.
"Saya ibu adik dan kakak saat berlari ke pinggir jalan dan naik mobil pick up, tiba-tiba mobilnya berhenti karena macet, air belum terlalu besar tetapi tak lama datang ombak yang paling besar dihantam dan disitu saya mulai terpisah dengan ibu adik,kakak dan semuanya."ujarnya
"Saat itu saya angkat adik saya yang berumur tiga tahun terus saya kasih ke mama, tiba-tiba pas air kedua dihantam lagi terus mobilnya terguling langsung hilang semuanya pas saya bangun, hingga rata semua rumah hilang."terangnya
Martunis mengaku jarak rumahnya sekitar 2 kilometer dari bibir pantai, tapi gempa bumi berkekuatan 9,1 Skala Richter yang berlangsung kurang lebih 10 menit menggetarkan dataran hingga menyebabkan gelombang tsunami yang menghantam begitu dahsyat kawasan Provinsi Aceh pada minggu pagi 26 desember 2004.
"Saya di kejadian paginya Tsunami itu hingga subuh saya sadarnya baru jam 7 Pagi, kan saya berusaha untuk naik ke kasur kemudian kasur tenggelam saya juga tenggelam, tiba-tiba naik ke bangku sekolah hingga tenggelam lagi dan saya berusaha naik ke buah kelapa yang kering pegang seperti bola"ujarnya
Ia menambahkan bahwa kejadian itu seperti tidur dengan setengah mimpi baginya, terombang-ambing di terjangan air hingga bertahan di atas kasur terakhir itu atas kuasa Allah hingga terombang ambing di laut selama 21 hari, namun kembali terbawa laut hingga terdampar di rawa-rawa dekat makam Tengku Syiah Kuala, sebelum ditemukan oleh penduduk pada 15 Januari 2005.
Kehidupan tidak berjalan normal bagi Martunis pasca Tsunami Aceh 2004, karena dampak di laut selama 21 hari, ia merasa hampir hampir lumpuh karena merasa kakinya lemah tiap kali mencoba jalan selalu jatuh.
Martunis Ronaldo Sporting Lisbon ikut bergabung pada usia 17 tahun di klub pertama ayah angkatnya, tetapi karena perubahan manajemen dan cidera lutut membuatnya harus pensiun dini.
Martunis Ronaldo sekarang mengaku merasa trauma dan takut melihat laut dalam seperti laut berwana biru atau hijau akibat kejadian Tsunami Aceh 2004. (ind)
Load more