Jakarta - Dulu kehidupan dukun cilik Ponari bergelimang harta, uang hasil pengobatan bisa sampai lutut, kini Ponari tak sejaya seperti dulu.
Ponari pernah menjadi pusat perhatian seantero negeri lantaran dirinya bisa menyembuhkan orang sakit dengan menggunakan sebuah batu yang ia dapat setelah petir menyambar.
Kisah kesaktian batu Ponari bermula pada 2009 ketika dia bermain di ladang dekat rumahnya, tiba-tiba petir menyambar di atas kepalanya.
Ajaibnya petir itu tidak melukai Ponari, justru setelah petirnya hilang, dia menemukan batu ajaib yang dikenal sebagai ‘batu petir’ dipercaya bisa menyembuhkan segala penyakit.
“Di sini dulu, nemu batunya, dulu tidak kaya gini. Ini dulu tanah merah, kalau hujan becek," ungkapnya di YouTube Ric SNT milik Ricky Santosa.
Setelah itu, banyak yang percaya batu petir yang dimiliki Ponari berkhasiat menyembuhkan segala penyakit sehingga banyak orang yang datang kepadanya dari berbagai penjuru negeri dan mancanegara.
“Paling jauh yang berobat dari Singapura," kata Ponari.
Bermodal batu petirnya, Ponari si dukun cilik bisa mendapat uang lebih dari Rp100 juta.
“Tarifnya dulu, sukarela. Dulu sehari pernah dapat Rp100 juta,” ujarnya.
Dari hasil membuka pengobatan alternatif, Ponari mengaku uang yang dihasilkan mencapai selutut karena saking banyaknya.
“Dulu uangnya segini,” kata Ponari sambil mengangkat tangannya sampai selutut.
Meski mengalami kejayaan, ketenaran Ponari perlahan mulai redup, dia mengaku pada 2015 praktek dukunnya mulai sepi.
“Mau tahun 2015 sudah mulai sepi,” kata suami dari Aminatuz Zuroh itu.
Ponari Alami Kesulitan Ekonomi
Hal itu juga berimbas pada perekonomian Ponari, karena batu petirnya mulai tak menghasilkan uang, maka ia mencoba berbagai pekerjaan lain.
Ponari mengaku pernah bekerja di pabrik, buruh borongan, hingga membersihkan kotoran ayam di peternakan.
“Sempat ke pabrik pernah dibayar Rp 23 ribu per hari. Pernah juga bersihin kotoran ayam dibayar Rp300 ribu,”jelasnya.
Kehidupan sebelumnya bergelimang harta, kini Ponari mengaku kesulitan dalam hal ekonomi. Hal tersebut karena ia tak bisa mengelola uang yang pernah terkumpul.
Kendati demikian Ponari masih tetap menyimpan batu petir yang pernah dia temukan pada 2009 silam. Kabarnya batu itu sempat ditawar dengan harga Rp 1 miliar, tapi tidak diberikan oleh Ponari.
“Batu petir itu masih ada di rumah, pernah ditawari sama orang, pernah ditawar 1 Miliar,” terang Ponari.(pdm)
Load more