Boyolali, Jawa Tengah – Dengan berpakaian adat jawa ratusan warga di lereng Gunung Merbabu di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menggelar tradisi tahun Tungguk Tembakau sebagai tanda menyambut dimulainya masa panen tanaman tembakau dan syukur atas hasil panen tembakau.
“Ini melibatkan sekitar 1500 orang yang hadir terus untuk biaya itu sekitar 200-an juta, dan diharapkan kedepan menjadi Desa budaya dan desa wisata, sebagai peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Supardi, salah satu tokoh masyarakat, Kamis (4/7/2022).
Sementara, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat yang hadir dalam kirab budaya Tungguk Tembakau tersebut mengatakan, tradisi Tungguk Tembakau digelar untuk melestarikan nilai nilai budaya yang harus tetap dijaga.
“Ini tetap harus kita jaga dan kita laksanakan kelestarian budaya lokal kita. Ini semua pentingnya untuk bersama-sama memanjatkan doa kita kepada Tuhan Yang Maha Esa agar para petani petani kita ini tetap terjaga kesehatannya, para petani petani kita ini akan mampu merasakan hasil panen yang baik ke depan,” kata M. Said Hidayat.
Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto mengungkapkan, produksi tembakau di Kecamatan Selo yang ditanam di 1.600 hektar dengan 7.600 petani tembakau.
Pada tahun 2022 tanaman tembakau agak menurun jika dibandingkan dengan tahun 2021. Tahun 2021 luas tanam untuk tembakau asepan 253 hektar kemudian untuk rajangan 4.445 hektar, produksi tembakau kering sekitar 1 ton per hektar.
“Untuk tahun 2022 kita luas tanam asepan 68,6 hektar dan luas tanam untuk tembakau rajangan 3.078 hektar. Dibandingkan dengan tahun lalu kita menurun 0,8 persen karena curah hujan yang cukup tinggi dan menurunnya minat petani karena melihat kondisi alam,” jelas Bambang. (Ags/Buz).
Load more