Tradisi Boyong Oyot Genggong, Warga Banjarnegara Berebut Tumpeng Raksasa Setinggi 7,7 Meter

Banjarnegara, Jawa Tengah – Dalam memeriahkan tradisi turun temurun yakni tradisi Oyot Genggong, ratusan warga di Desa Kalilunjar, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah, saling berebut tumpeng raksasa setinggi 7,7 meter di Balai Desa Kalilunjar, Rabu siang (24/08/2022).

Sebelum berebut tumpeng raksasa, dengan mengenakan pakaian adat Jawa ratusan warga Desa Kalilunjar melakukan kirab membawa tumpeng dan oyot genggong (akar pohon genggong) dan sejumlah pusaka yang menjadi simbol desa, dari lokasi kelurahan lama menuju kantor desa yang kini ditempati.

“Ini tradisi desa kita namanya boyong Oyot Genggong yang dilakukan setiap tahun. Yang diboyong adalah oyot genggong (akar pohon genggong) dan pusaka-pusaka peninggalan sejarah dari kelurahan lama sampai ke lokasi yang sekarang ditempati ini,” ujar Kepala Desa Kalilunjar, Slamet Raharjo.

Sedangkan oyot genggong ini diambil dari pohon yang tumbuh di Desa Kalilunjar, pohon tersebut memiliki diameter cukup besar menyerupai  alat musik gong dalam sebuah gamelan.  Oleh sebab itu, warga sekitar pun menyebutnya dengan nama pohon genggong yang menjadi simbol Desa Kalilunjar.

“Secara ilmiah pohon genggong ini memang tidak ada, tapi orang-orang disini menyebutnya pohon genggong karena wujudnya besar seperti gong. Jadi orang sini menyebutnya ‘gede kaya gong’ (gede seperti gong) jadi genggong,” jelasnya.

Puncak acara tradisi Boyong Oyot Genggong ini yakni ketika ratusan warga saling berebut tumpeng setinggi 7,7 meter dan tumpeng berisi hasil bumi, seperti  aneka sayur mayur.

“Kami juga membuat tumpeng tertinggi 7 meter 7 sentimeter, sekaligus sebagai perayaan HUT Republik Iindonesia yang ke 77,” tambahnya.