"Abumu telah dilarung. Perjalananmu rampung. Dua hari yang teramat berharga. Bahkan pada kepulanganmu, kamu sebagai seorang guru tak henti-hentinya mengajarkan banyak hal." tulis Dewi Lestari.
"Bhante Dhammasubho, yang memberikan wejangan pada Malam Kembang, mengisahkan tentang tiga jenis harta. Harta materi terhitung jelas oleh mata telanjang, dilihat dari barang dan kemewahan seseorang. Harta ilmu dapat terlihat dari gelar, jumlah buku, portofolio yang mengesankan. Namun, harta kebajikan tidak terlihat. Hingga akhir nanti." sambungnya.
Tak sampai disitu, lebih lanjut penulis buku Aroma Karsa itu kembali menuliskan kata demi kata yang menggambarkan sosok Reza Gunawan yang menemani perjalanan hidupnya dan selama ini tak banyak diketahui publik.
Dirinya mengibaratkan kebaikan sang suami merebak bak padang bunga kala musim semi.
"Pada akhir hidupmu, segala yang tak terlihat itu sekonyong-konyong merebak bagai padang bunga kala musim semi. Berbagai kemudahan, bantuan jasa, tenaga, materi, doa, bahkan alam pun bersahabat memberikan laut tenang meski kami pergi melarung abumu sore hari kala laut biasanya rawan." tulis Dee Lestari.
Bahkan tiga aliran besar Buddhis ikut mendoakan kepergian Reza Gunawan secara bergantian hingga melalui berbagai prosesi demi prosesi yang dimudahkan, hal itu membuat penyanyi "Malaikat Juga Tahu" semakin memahami atas segala kebaikan yang selama ini suaminya bagikan.
"Para bhante, bhikku, Lama—dari tiga aliran besar Buddhis—mendoakanmu secara bergantian. Satu panggilan telepon permintaan tolong dalam sekian jam bermanifestasi menjadi panitia puluhan orang yang bekerja tanpa pamrih dari pagi hingga malam selama dua hari penuh, memberikanmu rangkaian prosesi yang tertata, khidmat, dan indah.
Kamu mengajarkanku, langsung dan nyata, bahwa kebajikan sungguh harta yang paling berharga. Dan, kamu sangatlah kaya." ujarnya.
Load more