Kendal, Jateng - Sate Sandung Lamur, kuliner olahan daging yang memanjakan lidah dari wilayah pegunungan. Makanan khas Boja ini kaya rasa dan sekali menggigit dapat enaknya.
Mantapnya sate di sini adalah potongan dagingnya yang besar dan gemuk. Dan tak hanya sate daging murni, ada juga sate sandung lamur yang banyak penggemarnya. Sandung lamur merupakan bagian dari daging sapi yang berlemak. Biasanya diambil dari bagian payudara sapi.
Saat dipanggang, sandang lamur akan berbunyi kronyos-kronyos. Makanya kemudian orang menyebutnya juga dengan sate kronyos.
Saat mentah, sandang lamur ini berwarna putih. Tapi begitu dipanggang berubah menjadi putih kekuningan dan agak meleleh. Minyak lelehan lemak sandang lamur inilah yang rasanya sangat gurih dan banyak digemari pemburu kuliner.
Salah satu warung sate di Boja yang menyediakan sate sandang lamur adalah Warung Sate Sapi Pak Juremidi. Kalau dari arah Semarang atau Boja lokasinya di sebelah kiri jalan menuju arah Bandungan.
Menurut Pak Juremi, ia sudah berjualan sejak 30 tahun yang lalu. Kini ia melayani pembeli dibantu anak-anaknya, karena hampir setiap hari ramai, terutama Sabtu dan Minggu atau hari libur.
"Ya banyak mas, kalau sandung lamur ini pembelinya kebanyakan dari Semarang. Kan mereka lewat mau wisata ke Bandungan lewat jalur sini, lalu mampir makanan sate," kata Pak Juremi.
Namun Pak Juremi mengingatkan kalau stok sandang lamur itu terbatas. Maka biasanya harus datang awal kalau nggak mau kehabisan.
"Biasanya kalau sudah langganan pesan lewat telpon dulu lalu kita siapkan. Stoknya kan terbatas. Beda sama daging biasa yang bisa pesan kapan saja," ceritanya.
Bagian sandung lamur ini lebih mudah dibuat sate karena teksturnya empuk. Tinggal dipotong menjadi kotak-kotak, lalu dirangkai menjadi sate. Potongannya harus besar karena saat dibakar nanti akan menyusut.
Sebelum dipanggang lebih dulu direndam bumbu yang terbuat dari racikan rempah laos dan bumbu lain, serta gula aren.
Selain bunyi kronyos-kronyos, begitu dipanggang juga akan menimbulkan api besar karena minyaknya. Sate juga berubah warna menjadi kekuningan dan berminyak. Sate sandang lamur ini paling enak disantap saat masih panas.
"Masih agak-agak panas gini paling pas. Lumer dan meleleh di mulut. Gurihnya jangan ditanya mas. Yang penting jangan banyak-banyak. Ingat kolesterol mas," kata Hartono, penikmat sate sandang lamur.
Harga sate di Boja Kendal ini tergolong murah. Sate daging murni maupun sandung lamur 42 ribu rupiah berisi 10 tusuk sate plus lontong dan sambal kacang.(tjs/ppk)
Load more