Resesi mengancam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan risiko resesi semakin nyata, sejalan dengan perkembangan kondisi dinamika ekonomi global yang kian tak menentu. Bahkan, probabilitasnya meningkat tajam.
Sri Mulyani juga memaparkan survei yang dirilis Bloomberg. Dalam survei tersebut, probabilitas kemungkinan terjadinya resesi di kawasan Eropa kini sudah mencapai 55%.
“Kalau lihat China, ekonomi terbesar di dunia. Probabilitas resesi surveinya mencapai 20%.”
Hal-hal tersebut pernah dikemukakan bendahara negara dalam konferensi APBN KiTa Edisi Juli 2022, Rabu (27/07/22).
Penyebab resesi salah satunya adalah guncangan ekonomi yang bisa menimbulkan kerugian finansial yang serius. Hal tersebut belakangan ini terjadi yaitu wabah virus COVID-19, yang telah membuat kita memasuki keadaan pandemi dunia sehingga mematikan ekonomi di seluruh dunia.
Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat secara signifikan, sehingga aktivitas sosial masyarakat kini dibatasi (social distancing). Imbasnya, aktivitas ekonomi mulai terganggu dan berakibat pada pelemahan daya beli serta perlambatan ekonomi.
Load more