Jakarta – Resesi ekonomi menjadi topik yang belakangan mencuat dalam masyarakat. Tidak sedikit yang merasa khawatir atas pemberitaan mengenai resesi 2023 yang kemungkinan akan segera melanda Indonesia.
Meski demikian, tidak ada hal yang dapat dilakukan selain menghadapi resesi dengan cara yang cerdas. Bagi masyarakat, sejauh ini ada 5 cara yang efektif untuk menghadapi resesi 2023. Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan:
Tingkatkan dana darurat
Untuk menghadapi resesi 2023, masyarakat perlu mempertimbangkan mengenai peningkatan porsi uang tunai sebagai dana darurat. Rumah tangga dengan tingkat likuiditas keuangan yang baik, akan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama ketika resesi terhadi.
Sebaiknya kurangi gaya hidup konsumtif dan mulai berfokus untuk menabung. Semakin besar tabungan yang dimiliki maka akan semakin stabil pula kondisi keuangan.
Perluas jenis investasi
Cara menghadapi resesi 2023 selanjutnya adalah melakukan diversifikasi investasi. Jangan hanya berfokus pada satu instrumen investasi saja. Pasalnya hal ini berisiko menyebabkan kerugian dalam jumlah yang besar.
Akan lebih baik untuk membagi aset ke dalam beberapa instrumen investasi, misalnya emas, obligasi, properti, dan surat berharga. Dengan cara ini investor tidak akan merasakan kerugian besar meskipun resesi 2023 terjadi.
Lunasi tagihan credit card
Ketika resesi terjadi biasanya suku bunga akan mengalami kenaikan tajam. Karena itu, bagi masyarakat yang memiliki utang, termasuk dalam bentuk credit card, akan lebih bijak jika segera dilunasi.
Jadikan pelunasan utang ini sebagai prioritas agar tidak terjebak dalam masalah keuangan di tahun 2023.
Miliki asuransi
Maka dari itu, minimal milikilah asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi pendidikan di tahun tersebut. Dengan cara ini risiko terjadinya hal buruk akan lebih mudah diminimalisir.
Miliki penghasilan tambahan
Terakhir, tips untuk menghadapi resesi ekonomi dapat dilakukan dengan menambah penghasilan. Dengan penghasilan tambahan ini, masyrakat bisa lebih mudah untuk menjaga kestabilan keuangan rumah tangga.
Ingat, semakin banyak menabung dan mengumpulkan uang pecahan rupiah selama resesi 2023 akan semakin menguntungkan.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi resesi 2023. Meski istilah resesi sudah cukup sering terdengar, namun tidak sedikit juga masyarakat yang masih belum paham mengenai pengertian satu ini.
Untuk lebih singkatnya dilansir dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan yaitu sikapiuangmu.ojk.go.id, resesi ekonomi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Resesi mengancam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan risiko resesi semakin nyata, sejalan dengan perkembangan kondisi dinamika ekonomi global yang kian tak menentu. Bahkan, probabilitasnya meningkat tajam.
Sri Mulyani juga memaparkan survei yang dirilis Bloomberg. Dalam survei tersebut, probabilitas kemungkinan terjadinya resesi di kawasan Eropa kini sudah mencapai 55%.
“Kalau lihat China, ekonomi terbesar di dunia. Probabilitas resesi surveinya mencapai 20%.”
Hal-hal tersebut pernah dikemukakan bendahara negara dalam konferensi APBN KiTa Edisi Juli 2022, Rabu (27/07/22).
Penyebab resesi salah satunya adalah guncangan ekonomi yang bisa menimbulkan kerugian finansial yang serius. Hal tersebut belakangan ini terjadi yaitu wabah virus COVID-19, yang telah membuat kita memasuki keadaan pandemi dunia sehingga mematikan ekonomi di seluruh dunia.
Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat secara signifikan, sehingga aktivitas sosial masyarakat kini dibatasi (social distancing). Imbasnya, aktivitas ekonomi mulai terganggu dan berakibat pada pelemahan daya beli serta perlambatan ekonomi.
Di tengah ancaman dan resesi yang sedang menghantui dunia, ada beberapa wilayah yang ekonominya aman dari ancaman tersebut. Wilayah tersebut bahkan diperkirakan masih mencatatkan pertumbuhan yang melampaui proyeksi untuk dunia.
Bank Pembangunan Asia (ADB) melihat negara berkembang di Asia tetap melanjutkan pemulihan meskipun risiko perlambatan mengancam. Sejumlah negara di Asia Tenggara diperkirakan akan mencetak pertumbuhan positif pada tahun ini dan tahun depan.
Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2023, terpangkas dari proyeksi sebelumnya 5,2%. Hal ini sejalan dengan kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini, menurut ADB, bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Kendati demikian, ADB menilai pemulihan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan jalurnya.
Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis yang terjadi dalam perekonomian suatu negara. Karena itu bersiap-siap untuk menghadapi resesi adalah hal yang paling mungkin dilakukan saat ini. (mg8/chm/lsn)
Load more