Sebagian besar bahan memakai jeroan dan kikil kambing. Seperti bagian kepala dan kaki kambing. Untuk jeroan ada jantung, hati, limpa, paru, dan lain-lain.
"Harus direbus lama ini pak. Makanya kita buatnya itu dari pagi sekali, dan baru kita buka jam sepuluhan. Kalau ngrebusnya ndak lama nanti alot, jadi paling tidak dua jam ngrebusnya supaya empuk, terutama yang bagian kepala dan kikil," ungkapnya.
Cara penyajian gule juga agak beda. Kalau biasanya daging dan lain-lain sudah dipotong dan dicampur dalam panci berkuah, maka gule Pak Sabar Kota Lama ini, semua bahan direbus utuh lalu ditiriskan.
Nanti kalau ada pembeli, baru dipotong kecil-kecil, dimasuklan piring, baru diguyur kuah gule. Sambalnya juga cabe mentah yang digerus di piring saat mau dihidangkan. Jadinya terasa segar pedasnya.
"Cabenya terasa sekali. Kalau misal makan bakso atau soto itu kan sudah jadi sambal ya. Kalau ini pakai cabe rawit segar yang digerus langsung di piring. Jadi rasanya lebih pedas lah, cocok ini kalau saya. Apalagi ini bumbu kuahnya gurih banget, meresap juga ke dagingnya," kata Agung, wisatawan yang sedang jalan-jalan di Kota Lama dan mampir makan di warung gule Pak Sabar.
Seporsi gule kambing langsung campur nasi ini harganya 25 ribu rupiah. Kalau nasi dan gulenya dihidangkan di masing-masing piring, harga jadi 35 ribu rupiah karena porsi daging gulenya lebih banyak.
Monggo dicoba ya lur. (Tjs/Buz)
Load more