Yogyakarta, DIY - Perkembangan dunia digital semakin maju bahkan telah menjadi bagian dari kehidupan sekarang. Tak terkecuali bagi anak-anak yang kini semakin akrab dengan beragam produk teknologi seperti gadget.
Untuk memberi ruang berkespresi sekaligus mengedukasi bagaimana menggunakan gadget sebagai media belajar fotografi, maka kelas minat fotografi Sanggar Anak alam (SALAM) yang bekerjasama dengan Sanggar Anak Jati (SAJATI) Solo dan Kumpeni Art Space Yogyakarta, menggelar pameran fotografi dengan judul “HAHAHIHI”.
Bima Batutama, salah satu inisiator pameran HAHAHIHI tersebut menjelaskan jika pameran ini bertujuan untuk mengapresiasi karya anak-anak dan memberi semangat anak-anak untuk terus berkarya. Semua karya fotografi anak-anak yang dipamerkan adalah karya foto dengan memanfaatkan gadget atau handphone ataupun kamera digital.
"Pameran ini akan dilaksanakan pada 20-27 November 2022 di Kumpeni Art Space. Pembukaan pameran dilaksanakan pada 20 Nopember 2022 Pukul 14.00 dan dibuka oleh pendiri SALAM, Ibu Sri Wahyaningsih," ujar Bima.
Bima mengungkapkan selain pameran, berbagai kegiatan talkshow dan workshop juga dilaksanakan selama kegiatan pameran, seperti talkshow puisikalisasi fotografi, workshop fotografi serta workshop teater. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Seluruh kegiatan dilaksanakan di Kumpeni Art Space.
Pendiri Sanggar Anak Alam, Sri Wahyaningsih, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pameran ini bisa membuka ruang dialog yang dimulai dari hasil jepretan anak-anak, kepekaan dapat diasah melalui apa yang menjadi ketertarikannya. Gambar adalah perwujudan bahasa. Narasi dapat dibangun melalui hasil bidikan mereka.
"Kita dapat memahami keberpihakan anak-anak melalui hasil bidikan/jepretannya. Belajar merupakan sesuatu yang digerakkan dari dalam dirinya, bukan sesuatu yang dipaksakan. Fotografi adalah media belajar yang menggembirakan untuk anak-anak," jelas Wahya.
Ia menambhakan bahwa sejatinya kegembiraan anak anak dalam berproses kreatif bisa tercermin oleh visual yang ditampilkan, sebab setiap karya anak - anak tersebut mampu memancarkan pesan kegembiraannya bagi penikmatnya.
"Saya gembira sekali karena ada pameran fotografi ini dan memang bulan-bulan ini bulan pameran, dan saya juga membuka pameran sudah ketiga, di Bentara Budaya dan sekarang dari SALAM serta SAJATI yang melangsungkan pameran fotografi, karena memang memasuki dunia digital dan anak-anak sudah familier dan berbeda dengan kami dulu, kameranya lubang jarum dan harus ada filmnya, sekarang ini sudah sangat maju dan menggunakan HP juga bisa," ungkap Wahya.
Perkembangan teknologi digital juga menuntut para orang tua bisa adaptif dalam mendukung atau menjadi suport system penggunaan teknologi digital secara bijak.
" ya jadi kita juga belajar bagaimana anak-anak hidup berdampingan dengan teknologi, memanfaatkannya secara bijak dan sebaiknya-baiknya, jangan sampai kita menggunakan HP untuk membully teman atau hal-hal yang tidak perlu. Dan saya kira dengan fotografi, HP bisa dimanfaatkan untuk sesuatu, seperti gambar yang bercerita melalui foto," jelas Wahya.
Pameran ini adalah bentuk kolaborasi kelas minat fotografi Sanggar Anak Alam dengan SAJATI dan Kumpeni Art Space, yang merupakan bagian dari Kumpeni Coffee & Ice Cream. Kumpeni Art Space sendiri mulai berjalan sejak Agustus tahun lalu yang bertujuan sebagai ruang pamer dan berkegiatan apapun di bidang seni.
Handi, salah satu pendiri Kumpeni Art Space dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kumpeni Art Space berupaya untuk memberikan wadah baru bagi para penggiat seni di Yogyakarta dan membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin berpameran di Kumpeni.
"Pameran ini adalah pameran kedua hasil Kerjasama SALAM dan Kumpeni Art Space. Harapannya semoga kerjasama antara Kumpeni Art Space dan SALAM dapat terus berjalan dengan baik," jelasnya.
Salah satu peserta pameran, Kelana Langit Senja, menyampaikan perasaan bangga karena karya foto-fotonya dapat ditampilkan di pameran kali ini, dan foto-fotonya bisa diliat oleh banyak orang, tidak hanya tersimpan di kamera.
" judul foto saya adalah Kereta Api, itu menceritakan tentang suasana sore hari ketika kereta api lewat," terang Kelana.
Sri Wahyaningsih menilai ketika anak-anak membidik sesuatu, tentunya mempunyai alasan mengapa membidik objek tersebut. Fotografi bisa menjadi media belajar, melatih kepekaan. Jika menggunakan kata-kata mungkin membutuhkan kata yang cukup anjang, tetapi melalui foto bisa bercerita.
" Nah, sehingga kita tidak hanya melihat dari segi keindahan saja tetapi juga dibalik foto itu sendiri mengandung cerita apa atau makna apa sehingga dapat digali bersama ana-anak dan orangtua. Terkadang kita tidak perhatian terhadap sesuatu, ketika menjadi gambar hal itu bisa memberi makna. Semoga hasil karya anak-anak ini bisa menjadi media belajar bagi kita semua. Selamat pameran," pungkasnya. (Nur/Buz)
Load more