Jakarta, tvOnenews.com - Dedengkot Sunda Empire, Edi Raharjo atau yang populer dengan nama Lord Rangga meninggal dunia, Rabu (7/12/2022).
Sosok Lord Rangga yang meninggal dunia karena menderita sakit itu meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya, terutama para fans-nya.
Ya, meski Lord Rangga pernah dianggap sebagai orang yang 'halu', namun seiring berjalannya waktu, banyak orang yang justru senang dengan pernyataan-pernyataannya yang dianggap menggelitik.
Adapun para fans menganggap bahwa pernyataan-pernyataan yang dicetuskan Lord Rangga sebagai jokes yang 'berbobot'.
Edi Raharjo alias Lord Rangga meninggal dunia pada Rabu 7 Desember 2022 pada pukul 05.39 WIB, di rumah sakit Mutiara Bunda Tanjung, Brebes.
Semasa hidup, Lord Rangga kerap terlihat menggunakan seragam militer Sunda Empire.
Meskipun dalam dunia nyata sebenarnya Lord Rangga belum pernah mengenyam pendidikan di bidang kemiliteran.
Sebelum terbentuknya Sunda Empire, Lord Rangga pernah menjadi ketua Dewan Bawang Merah Republik Indonesia pada masa 2011-2016.
Adapun Lord Rangga juga sempat tampil di sebuah acara televisi dalam program Soegeng Sarjadi Forum yang tayang di acara TVRI pada tahun 2011.
Dalam postingan terakhir Lord Rangga yang dikelola admin, dia tampak berbicara tentang Gedung Sate di Bandung dikatakannya adalah satelit dunia.
Dalam ucapannya di sebuah tayangan videonya, Lord Rangga menyinggung bahwa sate yang dimaksud pada kata Gedung Sate bukanlah merupakan makanan seperti yang banyak dikira banyak orang.
"Salam mulya jaya, jaya, jaya. Salam perdamaian dunia 3. Wajib aman, salam cinta dan cuan. Di hari yang cerah ini kami akan membahas Gedung Sate di Bandung," kata Lord Rangga.
"Gedung sate yang dimaksud dari sejarah membuktikan bahwa sate adalah sentral satelit,"
Ya, menurut Lord Rangga, sate yang dimaksud adalah sentral satelit.
"Bahwa sejak adanya proses pembagian atas wilayah dunia, menemukan teknologi pertama kali, satelit dibangun oleh leluhur kita dengan pembiayaan. Gedung sate adalah gedung sentral satelit yang pertama kali di dunia, dibuatkan menjadi pos yang pertama kali dibuat kantor pos dan telekomunikasi, Mari kita mengkaji bersama Lord Rangga," kata dia.
Meninggal di Rumah Sakit
Menurut keterangan dari Humas RS Mutiara Bunda, Krishna mengatakan almarhum Lord Rangga baru saja tiba di rumahnya setelah perjalanan dari Jakarta, Selasa (6/12/2022) malam.
Karena kondisi kesehatan memburuk Rabu pagi Lord Rangga dilarikan ke RS Mutiara Bunda , baru berada di ruang Instalasi Gawat darurat (IGD) Lord Rangga sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
"Kami dari pihak rumah sakit Mutiara Bunda belum tahu perihal sakit yang diderita oleh almarhum Lord Rangga karena yang bersangkutan belum sempat menjalani pemeriksaan medis," kata Krishna kepada tvonenews.com.
Konsultan hukum Lord Rangga dari Bento Law Office , advokat Slamet Riyadi saat dihubungi mengatakan dia terakhir berkomunikasi dengan almarhum Lord Rangga dua hari lalu melalui video call, Lord Rangga sempat mengeluhkan kesehatannya dan sempat berobat di Jakarta.
Sosok Lord Rangga. (ist)
"Dia mengeluh sakit pada bagian paru parunya dan batuk batuk " ujar Slamet Riyadi , Menurut Slamet Riyadi pekan ini sebenarnya sudah diagendakan melakukan pertemuan dengan pihaknya terkait kontrak iklan dengan salah satu produsen obat anti nyamuk.
Lord Rangga atau Murwat Hadi Wijaya meninggal di usia 55 tahun yang lahir di desa Grinting kecamatan Bulakamba Brebes pada 12 September 1967.
Adapun Lord Rangga populer setelah terseret kasus Sunda Empire beberapa tahun lalu.
Sempat Mau Bangun Pabrik Gula
Dedengkot Sunda Empire, Ranggasasana atau Lord Rangga di Brebes beberapa hari terakhir membuat kejutan.
Ya, Lord Rangga pernah mengaku membawa investor ke Brebes untuk membangun pabrik gula swasta pertama di Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung nilai investasi untuk proyek pabrik gula swasta di bawah naungan PT Brebes Manis Jaya ini sebesar Rp4,6 triliun atau dua kali lipat dari angka APBD Brebes yang hanya Rp2 triliun per tahun.
Potret Lord Rangga. (ist)
Pabrik gula PT Brebes Manis jaya yang diklaim akan mulai dibangun pada tahun 2023 ini direncanakan akan memproduksi sedikitnya 10 ribu ton gula setiap harinya.
Adapun Lord Rangga mengungkapkan bahwa pendirian pabrik gula swasta ini dalam rangka memenuhi kebutuhan gula nasional saat ini, dan Brebes akan menjadi pilot project karena setelah ini akan dibangun pula pabrik gula yang lain di sejumlah daerah di Indonesia.
Lahan di Desa Kubangpari Kecamatan Ketanggungan Brebes adalah lahan yang akan digunakan sebagai pabriknya, sedangkan lahan penanaman tebu akan dilakukan di delapan kecamatan di kabupaten Brebes.
"Kami membutuhkan 15 ribu hektar lahan untuk penaman tebu, di mana 5 ribu hektar adalah inti dan 10 ribu hektar adalah plasma." jelas Lord Rangga, dalam konferensi pers, Kamis (16/6/2022).
Untuk mendukung berjalannya rencana proyek ini Lord Rangga bahkan sudah mengumpulkan warga dari sejumlah kecamatan di Desa Cikandang Kecamatan Kersana pada Rabu (15/6/2022) kemarin. Mereka bakal menjadi anggota koperasi yang nantinya akan berperan sebagai plasma. (rka/ind/abs)
Load more