Jakarta - Pada hari ini, kalender Islam memasuki tanggal 27 Rajab 1444 Hijriah yang dimana terdapat peristiwa penting yakni Isra Miraj. Namun sebenarnya, bukan hanya Isra Miraj saja peristiwa dalam Islam yang terjadi di salah satu bulan haram dalam Islam ini.
(sumber:u report)
Perang ini terjadi pada bulan Rajab dan berakhir pada bulan Ramadhan di tahun yang sama.
Dilansir dari NU Online pada Sabtu (18/2/2023), meski tidak sempat terjadi kontak fisik karena pasukan musuh menyerah sebelum bertempur, peperangan ini berlangsung selama 50 hari, dengan pembagian 20 hari Muslim berada di Tabuk dan 30 hari untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Tabuk. (Safyurrahman al-Mubarakfuri, Raḫîqul Makhtûm, [Riyadh: Muntada ats-Tsaqafah, 2013], h. 366).
Rasulullah SAW kembali ke Madinah pada 26 Ramadhan, usai perang yang terjadi sekitar satu bulan.
Dalam perang ini, Rasulullah SAW mengerahkan 30 ribu pasukan yang disebut dengan jaisyul usrah. Hal itu karena pasukan tersebut diturunkan saat musim panas, sehingga terasa sulit bagi mereka.
(sumber: antara)
Pembebasan Baitul Maqdis
Peristiwa lainnya yang terjadi di bulan rajab adalah pembebasan Baitul Maqdis oleh Shalahuddin al-Ayyubi yang terjadi pada 1 Oktober 1187 Masehi.
Baitul Maqdis berhasil dibebaskan Salahuddin Al-Ayyubi atau Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi setelah ia menggerakkan pasukannya sejak Jumadil Awal 583 Hijriah.
Hingga akhirnya, pasukan yang dipimpin oleh Salahuddin Al-Ayyubi itu berhasil merobohkan dinding Palestina dan membebaskan Baitul Maqdis.
Isra Miraj Manifestasi Perjalanan Nabi Menuju Tuhan
Peristiwa Isra Miraj dalam agama islam merupakan sebuah manifestasi dari produk spirit perjalanan manusia menuju Tuhan yaitu dengan diperjalankannya Nabi Muhammad Saw dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke Sidratul Muntaha.
Saat Isra Miraj, Nabi Muhammad menerima gambaran tentang dunia alam semesta dan kemudian menerima wahyu perintah shalat lima waktu dalam satu hari.
Selain merayakan peristiwa Isra Miraj, umat muslim menjadikan Bulan Rajab sebagai momentum titik awal untuk meningkatkan kualitas ibadah.
(sumber: antara)
Adapun ciri utamanya adalah dibangunnya kekuatan spirit di setiap individu yakni dengan terus menerus menempa untuk meningkatkan mutu ibadah ritual dengan membersihkan, mensucikan jasmani, rohani dalam menuju jalan yang diridhoi Allah SWT, seperti yang dilansir dari tulisan E. Roni A Nurkiman, Dosen Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Untuk menuju perjalanan kepada Tuhan dalam arti beribadah, seseorang terlebih dahulu harus melakukan pembersihan atau penyucian diri sebagaimana yang digambarkan dalam peristiwa Isra Miraj.
Sebagaimana diriwayatkan, sebelum melakukan perjalanan ke sidratul muntaha, Nabi Muhammad dibersihkan dulu rohaninya, seluruh isi hatinya, seluruh isi pikirannya yang kemudian diisi dengan ruh-ruh yang akan bisa menerima sebuah wahyu yang sangat besar yaitu perintah salat lima waktu..
Oleh karena itu, peristiwa Isra Miraj di bulan Rajab menggambarkan bahwa setiap individu muslim yang ingin mensucikan diri haruslah menyiapkan diri di bulan Rajab yaitu dengan dibangunnya ibadah ritual salat, puasa dan dzikir sebagai kendaraan rohani yang harus dipersiapkan agar memiliki kekuatan yang sangat kuat, kecepatan yang sangat cepat dan memiliki energi yang bisa mengantarkan ruhani mencapai derajat fitrah.
Fitrah, bukanlah sesuatu yang tidak bisa dicapai, dengan niat, keyakinan yang kuat dalam melaksanakan ibadah ritual dengan penyucian diri yang terus menerus yang itu harus dipersiapkan dari bulan rajab, bulan syaban masuk ke ramadhan.
Bila peristiwa Rajab ini dihayati, direnungkan dan dijadikan pelajaran, bagaimana shalat, puasa, dzikir kita ditambah dengan amalan-amalan lainnya sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi dan juga orang-orang shaleh yang ingin meraih keindahan fitrah.
(sumber: sunnionline.us)
Sesuatu yang luar biasa, bagaimana shalat, puasa, dzikir para nabi, para wali dan orang-orang shaleh ketika masuk di bulan Rajab, Syaban dan Ramadhan. Syekh Muhyi masuk Goa sebagai contoh ujlah.
Apa yang dilakukan bukan ujlah minad dunya dalam arti lepas dari keduniawian. Namun, ingin betul-betul ada satu tempat untuk mencoba berkonsentrasi, di setiap hari demi hari, jam demi jam detik demi detik. Hati terpancar mengingat Allah SWT.
Hal tersebut dikatakan dapat bisa dihayati ketika hati kita, merefleksikan shalat, puasa, dzikir dari perspektif kaum sufi yang luar biasa ketika mengerjakannya.
Salat, puasa, dzikir itulah yang akan memberikan keindahan-keindahan dari fitrah yang tercermin dalam perilaku seseorang.
Sejarah mencatat bagaimana tarekat-tarekat di dunia ini menjadi warisah khazanah spiritual dalam sejarah klasik Islam, dimana salat, puasa, dzikir merupakan tiga aspek yang menjadi satu kekuatan peradaban tarekat di dunia Islam.
Bulan Rajab adalah momen masuknya aktivitas dunia tarekat untuk membangun salat, puasa dan dzikir. Tiga aspek inilah yang harus diingat bagaimana membangun peradaban Islam. Bagaimana kehalusan dan keindahan salat, saum, dzikir sebagai kekuatan ruhani yang mengendalikan jasmani. (put)
Load more