Azab Bagi Kaum Madyan
Menyadari hal-hal yang buruk yang terjadi di sekitarnya, Nabi Syuaib berusaha mengajak penduduk Madyan untuk meninggalkan perbuatan tersebut.
Namun sayangnya kaum Madyan tetap keras kepala dan berpegang teguh terhadap kepercayaan nenek moyangnya dan tidak ingin meninggalkan praktik - praktik yang telah mereka lakukan sejak lama. Bahkan setiap nasihat yang disampaikan ke mereka hanya mendapat ejekan sinis.
قَالُوْا يٰشُعَيْبُ اَصَلٰوتُكَ تَأْمُرُكَ اَنْ نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَآ اَوْ اَنْ نَّفْعَلَ فِيْٓ اَمْوَالِنَا مَا نَشٰۤؤُا ۗاِنَّكَ لَاَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ
Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai.” (Q.S Hud ayat 87)
Ilustrasi (unsplash)
Meski diejek, Nabi Syuaib tetap tenang dan tak emosi. Beliau menyampaikan bahwa ia tak bermaksud menimbulkan masalah dan justru ingin menciptakan kebaikan sesuai perintah Allah SWT. Ia juga memperingatkan bahwa sesungguhnya Allah akan menimpakan azab yang pedih bagi mereka yang tidak taat. Beliau meminta kaum Madyan segera bertobat sebelum azab itu diturunkan.
Namun hidayah memang milik Allah. Allah hanya memberikannya kepada orang - orang yang berusaha. Meskipun telah diberi nasihat dan peringatan, mayoritas penduduk Madyan tetap membangkang dan malah mengancam Nabi Syuaib.
Load more