Namun peringatan tersebut umumnya tak diindahkan. Hanya segelintir orang-orang yang lemah dan miskin yang mendengarkan Nabi Nuh A.S. Para penyembah berhala ini bahkan mempertanyakan kualitas apa yang dimiliki Nabi Nuh hingga diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Kisah Nabi Nuh dan Azab Allah
Pada suatu waktu, Nabi Nuh menyadari debat dan pertikaian yang timbul dari perselisihannya dengan kaum musyrik hanya menimbulkan kerusakan. Pikiran bahwa keturunan kaum musyrik yang akan mewarisi kemusyrikan itu menyulitkan hati Nabi Nuh.
Dengan alasan itulah, Nabi Nuh kemudian bermunajat kepada Allah sesuai dengan apa yang tercatat di Surah Nuh, untuk menyingkirkan kaum kafir dan musyrik agar bisa menyelamatkan ketauhidan orang-orang yang telah beriman.
Allah SWT tentu mendengar doa itu dan mengabulkannya. Dalam surah Hud ayat 36-37 Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera besar. Ketika beliau mulai membangun bahtera, kaum kafir dan musyrik langsung menertawakan upayanya dalam menaati perintah Allah SWT.
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (٣٦) وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ (٣٧
Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat.
Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” (Q.S. Hud ayat 36-37)
Load more