Aura kehebatan Sunan Bonang tersebut, bahkan masih terasa hingga kini.
“Hal ini terlihat dari adat tata krama berziarah serta bangunan kompleks makam Sunan Bonang yang sedikit berbeda dari kebanyakan wali lainnya,” imbuhnya.
Seperti bangunan cungkup yang sengaja dibuat rendah yang melambangkan penghormatan sebagai salah satu ulama kesohor di zamannya dan setelahnya.
Sementara wujud gapura paduraksa yang membagi halaman cungkup makam menjadi tiga bagian, yang melambangkan kesopanan dalam bertamu dengan mengucapkan salam maksimal tiga kali.
Pada saat terjadi rebutan, para santri asal Bawean hanya berhasil membawa kain kafannya saja, jenazah Sunan Bonang akhirnya tetap dimakamkan di Tuban.
Load more