Tuban, tvOnenews.com - Komplek makam Sunan Bonang, terletak 300 meter sebelah barat Alun–alun dan Masjid Agung Tuban, Jawa Timur.
Sunan Bonang memiliki nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim yang lahir pada 1465 masehi dan wafat pada 1525 masehi silam. Beliau merupakan putra Sunan Ampel Surabaya.
Juru Kunci Makam Sunan Bonang Tuban, Jamal Dhofir mengungkapkan, Sunan Bonang berdakwah di wilayah Tuban hingga Lasem, Jawa Tengah.
Dalam berdakwah, beliau selalu mengambil hati rakyat melalui kesenian tradisional bonang, sehingga ia dikenal sebagai Sunan Bonang.
“Sebagai salah satu ulama besar di zamannya, beliau ahli di bidang filsafat dan sastra Jawa. Salah satu kitab yang pernah diciptakannya ialah Suluk Bonang,” ungkapnya.
Jamal Dhofir menambahkan, berdasarkan keahliannya yang luar biasa tersebut, sejumlah ulama bahkan menyebut Sunan Bonang merupakan umaro’ atau pemimpin para wali di zaman Wali Songo.
Aura kehebatan Sunan Bonang tersebut, bahkan masih terasa hingga kini.
“Hal ini terlihat dari adat tata krama berziarah serta bangunan kompleks makam Sunan Bonang yang sedikit berbeda dari kebanyakan wali lainnya,” imbuhnya.
Seperti bangunan cungkup yang sengaja dibuat rendah yang melambangkan penghormatan sebagai salah satu ulama kesohor di zamannya dan setelahnya.
Sementara wujud gapura paduraksa yang membagi halaman cungkup makam menjadi tiga bagian, yang melambangkan kesopanan dalam bertamu dengan mengucapkan salam maksimal tiga kali.
Pada saat terjadi rebutan, para santri asal Bawean hanya berhasil membawa kain kafannya saja, jenazah Sunan Bonang akhirnya tetap dimakamkan di Tuban.
Lebih lanjut, Jamal Dhofir mengatakan, dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Bonang menggunakan pendekatan kultural dengan memasukkan seni ke dalam dakwahnya.
Hal ini membuat dakwah Sunan Bonang dengan mudah diterima oleh masyarakat.
“Aura kehebatan Sunan Bonang ini, juga terlihat setiap bulan ramadhan. Salah satu bukti budaya peninggalan beliau yang hingga ini masih bertahan adalah membagi–bagikan bubur secara gratis kepada setiap warga yang membutuhkan,” lanjutnya.
Tradisi membagikan bubur yang dinamakan warga bubur suru warisan mbah Bonang ini, dilakukan setiap sore menjelang waktu berbuka puasa di halaman kompleks makam Sunan Bonang Tuban.
Pembuatan bubur dilakukan oleh para pengurus yayasan kompleks makam Sunan Bonang dengan dana berasal dari sumbangan para dermawan.
“Pembagian bubur secara gratis ini, akan terus berlangsung selama bulan ramadhan. Selain dibagikan cuma–cuma bagi setiap warga yang datang, bubur ini juga disediakan khusus untuk jamaah masjid setempat sebagai takjil berbuka puasa,” tutupnya. (htn/muu)
Load more