”Ya sejak panen durian sangat melimpah, saya mencoba membuat olahan durian yang bisa dinikmati dengan cara berbeda,’’ ujar Dini.
Untuk menghasilkan aroma harum, Dinu membuat pembungkus kue ketan duriannya dengan daun pandan lokal Wonosalam. Daun pandan ini menghasilkan aroma dan citarasa khas yang kuat.
”Untuk membuat fla, saya padukan durian lokal dengan durian varian Simas ditambah dengan susu pilihan,’’ tambahnya.
Dipilihnya durian varian Simas untuk menghasilkan warna kuning alami, sedangkan durian lokal menghasilkan rasa yang lumer, sehingga memancing gairah saat menyentuh lidah.
”Keunggulan durian lokal rasa manis legitnya, lalu durian varian Simas ini berwarna kuning pekat yang dikenal sebagai jenis durian non kolestrol,’’ tambahnya.
Dini menceritakan, untuk membuat kue ketan durian tahap awal yang disiapkan adalah olahan ketan. Ia mencampurkan pandan sebagai pewarna hijau alami. Sementara untuk membuat fla durian, pertama memilih durian dengan kualitas bagus.
”Setelah itu kita blender, lalu kita masak selama 30 menit dengan cara diaduk dan mencampurkan beberapa bahan,” terangnya.
Pecinta durian yang ingin mencicipi manis legitnya kue ketan durian buatan Dini bisa berkunjung ke warungnya di Jalan Joko Mujung RT 5 RW 6 Desa Panglungan. Rutenya juga cukup mudah diakses dari Jombang Kota sekitar 40 menit.
”Ketan durian ini bisa bertahan tujuh hari di kulkas dan 2 hari jika dibiarkan di ruangan terbuka,’’ katanya.
Untuk pemasarannya, kue durian olahan dengan harga 35 ribu rupiah per kotak berisi 10 buah ini telah sampai ke sejumlah kota, seperti Jakarta, Bandung Jawa Barat, Jawa Tengah dan kota-kota di Jawa Timur sendiri.
"Selama menjelang dan bulan Ramadhan, permintaan terus meningkat, sehingga kapasitas produksi juga kami tingkatkan," kata Dina optimistis.
Ketan durian ini sangat cocok untuk takjil atau makanan pembuka puasa. (usi/hen)
Load more