Bojonegoro, tvOnenews.com - Menyambut Ramadhan, puluhan pedagang pasar tradisional Kota Bojonegoro, menggelar arakan Gunungan Apem berkeliling pasar. Gunungan berisikan sekitar 500 apem disusun rapi diarak keliling ke luar dan dalam pasar dengan dimeriahkan shalawatan nabi.
Menurut Zaini, salah satu pedagang pasar menjelaskan bahwa dilihat dari nama atau penyebutannya, kata apem sendiri diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu "afuan" atau "afuwwun" yang berarti pengampunan.
H Warsito Ketua Paguyuban Pasar Tradisional Bojonegoro menambahkan bahwa tradisi ini sebagai wujud rasa syukur para pedagang atas kelimpahan rezeki Allah SWT.
"Mendekati bulan puasa banyak suri tauladan yang diberi Nabi Muhammad untuk kita umatnya, sehingga menjadi inspirasi buat kita juga berjuang dalam berdagang dalam satu kesatuan dengan tempat lain dalam sejarah kota ini, meski ada rencana mau digusur istilahnya," ujar H Warsito.
“Dia menambahkan bahwa alun-alun, kantor Pemkab, masjid dan pasar adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan lokasinya, kita tetap berjuang mati-matian untuk mempertahankan hak kita," tegasnya.
Dengan kegiatan arak-arakan Gunungan Apem akan menjadi perhatian Pemkab setempat bahwa keberadaan para pedagang pasar kota untuk Bojonegoro bisa diperhatikan yang tidak bisa dipisahkan dari sejarahnya Kota Bojonegoro.
Hal menarik juga di tengah arakan gunungan apem dipasar seorang ibu yang menangis terharu. Ibu Sasminglah berkata "alhamdulilah pasarnya tidak jadi dipindah".
Di akhir kegiatan arakan, Gunungan Apem menjadi rebutan pedagang agar mendapatkan berkahnya dalam bulan puasa nanti, sangat berharap rencana pemkab menggusur bisa dibatalkan, lebih baik diperbaiki pasar tersebut. (dra/hen)
Load more