Sebagaimana dituturkannya, serdadu Kompeni baru menginjakkan kakinya di daerah Kerinci pada tahun 1903.
Kedatangan serdadu penjajah itu tentu saja mendapat perlawanan sengit rakyat Desa Pulau Tengah yang memang fanatik Islam.
Dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, akhirnya perlawanan rakyat dapat dipatahkan Kompeni.
Bahkan, Kompeni berhasil merebut benteng pertahanan rakyat di daerah Lolo Lempur, Kecamatan Gunung Raya.
Akhirnya, tercapai perundingan gencatan senjata antara pihak pejuang dan Kompeni. Akan tetapi, enam bulan setelah ditandatangani perjanjian itu, pihak Kompeni melakukan pengkhianatan.
Secara licik dan tiba-tiba, serdadu Kompeni melakukan aksi makar dengan jalan membumihanguskan Desa Pulau Tengah.
"Masjid tua yang berada di tengah-tengah pemukiman penduduk itu pun tidak luput dari sasaran bumi hangus. Seluruh bangunan yang ada di desa itu, termasuk rumah-rumah penduduk di sekitar masjid, hancur menjadi puing-puing akibat keganasan si jago merah. Tetapi anehnya, masjid tua tersebut luput dari amukan api,” ujar Ismail.
Load more