Semarang, tvOnenews.com - Berbukalah dengan yang manis. Mengapa? Karena makanan manis itu mengandung gula yang cepat memulihkan tenaga setelah seharian puasa, idak makan dan tidak minum.
Rasulullah Muhammad SAW pun rutin berbuka puasa dengan buah kurma yang manis dan air putih.
Tapi karena buah kurma di sini sangat terbatas, maka banyak jajanan lain yang bisa dikudap untuk berbuka puasa. Baik itu makanan segar maupun makanan olahan. Antara lain jajanan tradisional khas di daerah masing - masing.
Nah, di Kota Semarang ada kuliner khas yang khusus dibuat pada momen tertentu seperti pada bulan Ramadhan. Yang banyak diburu adalah ketan biru dan coro santan.
Sesuai namanya, ketan biru terbuat dari ketan yang dikukus hingga matang dan diberi pewarna makanan warna biru. Ketan tersebut dikudap dengan kelapa parut bercampur gula Jawa yang manis.
Di Semarang, kelapa parut gula Jawa disebut dengan enten-enten. Bahan ini sering juga dipadukan dengan bahan lain menjadi makanan dengan sebutan berbeda - beda. Contohnya dadar gulung, yaitu adonan tepung terigu, pewarna hijau pandan, dan telur yang didadar kemudian diisi enten-enten. Juga mendut yang isinya juga sama.
Jajanan ketan biru tampilannya cukup mencolok. Itu karena ketannya diberi pewarna makanan biru muda. Ada juga yang memakai bunga telang sebagai pewarna.
Ketan warna biru ini memang khusus dibuat pada masa Ramadhan. Terutama oleh warga Kampung Bustaman, Kauman, Jurnatan, hingga, Johar Semarang. Karena sudah menjadi tradisi warga setempat, maka momen Ramadhan, mereka membuatnya cukup banyak dan dijual di pusat keramaian seperti kawasan kuliner dan bazar Ramadhan.
Salah satu pembuatnya adalah Hajah Shokanah. Menurut warga Kampung Bustaman tersebut, warna biru memang sudah menjadi tradisi sejak nenek moyang dulu. Jadi ia dan warga lainnya hanya meneruskan saja.
"Yang jelas warnanya menarik, dan kita membuatnya memakai pewarna makanan yang aman," jelas Hj. Shokanah di Pasar Kuliner Ramadhan 2023 Masjid Agung Kauman Semarang.
Untuk menikmatinya, ketan ditaruh saja di piring atau daun lalu dicocol dengan enten- enten. Nah, perpaduan ketan yang dikukus dengan santan hingga rasanya gurih, dengan enten-enten yang manis membuat kudapan ini terasa nikmat saat dikudap untuk buka puasa.
"Mulai buat itu siang, lalu dijual bakda ashar. Ini banyak yang pesan, sehingga dalam sehari saya bisa membuat lima kilo ketan dan beberapa butir kelapa jadi ente-enten ketan," ungkapnya.
Harga enten-enten ini bervariasi, antara 5 - 10ribu rupiah. Ada juga yang pesan paketan dengan harga yang tentu saja menyesuaikan.
Sementara makanan khas lainnya yaitu coro santan terbuat dari tepung beras, tepung terigu, santan, dan ragi. Sepintas mirip dengan apem atau serabi. Tapi coro santan lebih gurih dan tidak terlalu manis.
Coro santan sangat pas dikudap bersama kopi maupun teh hangat. Harganya rata - rata 2ribu rupiah per biji. (Tjs/Buz)
Load more