Suara ledakan dari meriam bambu terdengar bersahutan dan disambut suara sorak sorai rekannya. Semakin keras suara ledakan yang keluar dari lobang meriam bambu, maka anak-anak akan semakin bersorak kegirangan.
Muhammad Riyadus Sholihin, warga setempat sekaligus yang mengawasi permainan anak-anak mengatakan kegiatan ini akan terus dilakukan setiap bulan Ramadhan. Selain menjaga tradisi juga bertujuan untuk mengurangi aktivitas anak-anak bermain gadget.
“Jadi kegiatan ini setiap bulan puasa Ramadhan, anak-anak saya kumpulkan saya ajak kesini untuk bermain meriam bamboo,” ujar Muhammad Riyadus.
Meski permainan ini menggunakan bahan dasar karbit yang bisa meledak, namun Muhammad Riyadus menjamin permainan ini aman. Selain antar pemain diberi jarak, saat menyalakan meriam juga diatur bergantian, jadi aman bagi anak-anak.
“Tujuan saya mengajak anak bermain meriam bambu ini adalah untuk tetap melestarikan permainan tradisional, juga melatih anak untuk bisa mengurangi aktivitas bermain gadget, handhone, internet, sehingga mereka bisa lebih mengenal permainan tempo dulu,” pungkasnya.
Setelah tiba saatnya waktu berbuka puasa, anak-anak itu pun langsung kembali pulang ke rumah masing-masing. Peralatan meriam bambu tersebut dibawa dan dikembalikan lagi ke gudang untuk bisa dimainkan lagi esok hari. (men/hen)
Load more