tvOnenews.com - Ustaz Khalid Basalamah dalam sebuah kesempatan ceramah menceritakan tiga kisah nyata dahsyatnya istighfar.
10.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ
Terjemahan:
maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun,
11.
يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ
Terjemahan:
niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,
12.
وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ
Terjemahan:
dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”
Kisah pertama datang dari seorang ulama tabi’in yang terkenal dengan nasihat surga, neraka, dan kematian yakni Hasan Basri.
“Beliau pernah didatangi oleh tiga orang. Ketiganya meminta nasihat. Yang pertama mengatakan, wahai imam saya sudah lama menikah tapi tidak kunjung punya anak,” katanya.
Dia sudah lama berikhtiar dengan berobat ke sana kemari tapi tidak kunjung membuahkan hasil. Hasan Basri menyarankan untuk memperbanyak istighfar.
“Kemudian masuk orang kedua, wahai imam perut saya sudah lama sakit. Sudah ikhtiar berobat ke sana kemari. Hasan Basri kembali sarankan perbanyak istighfar,” tuturnya.
Lalu orang ketiga masuk dengan keluhan sudah lama bekerja keras tapi tidak kunjung kaya seperti kebanyakan orang.
“Hasan Basri kembali menyarankan untuk memperbanyak istighfar,” ucapnya.
Setelah itu istri Hasan Basri bertanya-tanya mengapa semua tamu yang datang hanya diberi saran istighfar tanpa dipandu dengan solusi lain.
“Tidakkah kamu sudah dengar mereka sudah ikhtiar, tapi ada penghambatnya. Dan penghambatnya adalah dosa-dosa mereka,” kata Hasan Basri.
Kisah kedua datang dari Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ , di akhir hidupnya dia tiba-tiba mendatangi suatu kampung.
“Beliau mampir ke sebuah masjid untuk sholat maghrib, duduk-duduk lalu mengaji sembari menanti sholat isya. Setelah itu beliau ingin istirahat berbaring di masjid,” tutur Ustaz Khalid Basalamah.
Pengurus masjid atau marbot datang menghampiri Imam Ahmad. “Wahai orang tua, kenapa Anda di sini?,” tanyanya.
“Saya musafir, saya ingin istirahat. Tidak ada kenalan di tempat ini,” jawab Imam Ahmad.
“Tidak bisa, Anda harus keluar dari sini,” jawab marbot sambil mendorong-dorong agar keluar.
Imam Ahmad kemudian duduk di teras masjid. Namun tetap diusir, didorong sampai ke jalanan.
Seorang penjual roti melihat kejadian itu dan menawarkan Imam Ahmad untuk mampir ke tempatnya.
“Ini tempat saya usaha jual roti, di belakang sini ada kasur tempat saya beristirahat. Rumah saya tidak jauh dari sini,” kata penjual roti itu.
Imam Ahmad adalah ulama terkenal pada masanya, namun karena zaman dahulu tidak ada foto maka orang hanya tahu namanya.
Imam Ahmad kemudian memperhatikan kegiatan tukang roti yang memberinya tempat. Setiap dia mengaduk adonan roti selalu mengucapkan أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ.
Dia terus mengucapkan kalimat itu pada setiap geraknya. “Mengapa kau amalkan itu, dan sudah berapa lama?,” tanya Imam Ahmad.
“Sudah lama, sejak saya masih muda. Dan sejak itu semua yang saya minta selalu dikabulkan Allah,” katanya.
“Tinggal satu yang sudah saya minta bertahun-tahun tapi belum juga dikabulkan,” imbuhnya.
“Apa itu?,” tanya Imam Ahmad.
“Saya ingin dipertemukan dengan Imam Ahmad,” jawab penjual roti itu.
“Allahu Akbar, karena istighfar-mu inilah Allah mengutus saya datang ke kampung ini, diusir marbot masjid, hingga berjumpa denganmu. Saya Ahmad bin Hambal,” katanya.
Kisah ketiga terjadi di era modern ini. Datang dari seorang Ibu yang tinggal di wilayah Kashmir. “Ibu ini punya anaknya perempuan yang kena penyakit tulang,” tutur Ustaz Khalid Basalamah.
Ibu ini sudah membawa anak perempuannya ke dokter di sekitar kotanya, namun tidak ada yang sanggup menangani.
Ada satu dokter ahli tulang yang bisa menangani tapi dia berada jauh di pusat kota India. Dokter itu muslim.
“Ibu ini tahu dia tidak memiliki kemampuan untuk berpergian jauh, lalu dia melazimkan istighfar,” kata Ustaz Khalid Basalamah.
“Ya Allah kalau ada dosa maafkanlah, sembuhkan anak ini, pertemukan dengan dokter itu. Mudahkan anak saya berobat,” imbuhnya.
Suatu ketika, dokter ini kemudian berpergian keluar India menggunakan pesawat untuk menghadiri suatu kegiatan.
“Tiba-tiba pilotnya bilang, ini cuaca buruk kita harus mendarat darurat. Turunlah pesawat ini di bandara Kashmir,” jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Sementara sang dokter harus mendatangi tempat seminar yang jaraknya masih sekitar empat jam dari bandara. Si dokter kemudian menyewa mobil.
“Baru jalan sedikit keluar dari bandara, hujan lebat turun dan tak mungkin melanjutkan perjalanan. Menepilah dokter dan sopirnya, mampir ke sebuah rumah untuk berteduh,” terang Ustaz Khalid Basalamah.
Keluarlah seorang ibu dari rumah tersebut. Sang dokter mengatakan bahwa dirinya adalah musafir yang ingin berteduh.
Dia dipersilakan masuk dan dibuatkan minum. Sementara mereka duduk di ruang tamu, anak perempuan ini menangis kesakitan.
Lalu kemudian dokter ini bertanya, kenapa dia dan kenapa tidak dibawa berobat. “Sudah tapi tidak ada yang bisa kecuali dokter dari India namanya fulan,” kata sang ibu.
“Dokter tersebut tiba-tiba menangis dan mengucapkan Segala Puji bagi Allah yang telah mendatangkan saya ke tempat ibu. Saya dokter yang ibu maksud,” kata Ustaz Khalid.
Itulah tiga kisah dahsyatnya istighfar, yang menjadi sedikit di antara banyak bukti sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran surah Nuh ayat 10-12.
Temukan artikel menarik tvOnenews.com lainnya di sini (Google News).
Load more