Wanda mengatakan, keterampilan menghafalkan Alquran berawal dari belajar di pondok pesantren sekolah, kemudian memperdalam lagi melalui metode hafalan auditory.
"Dari mendengar kemudian menirukan ayat demi ayat Al Quran lewat telepon genggam membuat saya mampu menghafal sebanyak 15 juz," ujarnya.
Ayahnya Sajib bekerja sebagai kuli bangunan, sedangkan ibunya Nur Sianah adalah seorang ibu rumah tangga.
Keduanya bertekad bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menyandang dua gelar sekaligus, yakni gelar sarjana sekaligus hafiz Quran.
Wanda mengaku, membaca Al Quran menjadi semangat dan merasa dekat dengan Allah SWT untuk menjawab berbagai kegelisahannya.
"Menghafal Al Quran menjadi penyemangat dan penuntun hidup," kata Wanda.
Kepala Sekolah SMA 1 Muhammadiyah Gresik, Ainul Muttaqien mengatakan, siswanya yang merupakan penyandang disabilitas ini tergolong pelajar yang mandiri, cerdas dan berprestasi. Awalnya, sekolah berniat memberikan layanan khusus sebagai penyandang tuna netra. Namun, keduanya memiliki semangat luar biasa untuk mandiri dan akhirnya berhasil.
Load more