Hasil petik buah siwalan kemudian dijual di tepi Jalan Woltermonginsidi, dekat dengan pohon ini tumbuh. Ada beberapa pedagang buah siwalan di sini.
Buah siwalan dipajang masih dalam deretan tandan yang berisi puluhan butir. Warnanya kulitnya hitam mengkilat dan menarik perhatian mengingat buah ini jarang ada di tempat lain. Setiap sore menjelang buka puasa, banyak yang antre untuk membeli buah siwalan.
"Kalau pas bulan Ramadhan seperti sekarang, penjualan meningkat mas. Makanya kita harus mendatangkan buah dari luar daerah karena panenan di sini kurang banyak. Kita cari tambahan pasikan dari Rembang dan Tuban pakai mobil pikap," ungkapnya.
Untuk mendapatkan daging buahnya, maka buah siwalan lebih dulu dibelah, biasanya menjadi tiga bagian sesuai isi buah siwalan. Kemudian, dikupas hingga mendapatkan daging buah siwalan yang berwarna putih, tebal, dan berisi air yang manis dan segar.
Penjual kemudian mengemas dalam plastik berisi beberapa daging buah siwalan. Harganya saat ini Rp. 12.000 rupiah berisi 3 biji daging buah siwalan. Daging buah ini cukup lebar seukuran telur bebek. Nanti bisa dipotong - potong untuk dibuat es campur. Tapi banyak juga yang langsung memakannya sebagai buah segar.
"Dimakan langsung sudah enak kok. Itu air di dalamnya manis. Yang jelas itu membuat mulut dan perut jadi adem, mak nyes apalagi pas buat puasa," kata Intan, pembeli asal Semarang.
Selain enak dan menyegarkan untuk berbuka puasa, banyak yang meyakini buah siwalan ini bisa untuk terapi panas dalam. (tjs/buz)
Load more