Banyuwangi, tvOnenews.com - Memiliki kekurangan fisik tak membuat para difabel di Banyuwangi kesulitan beribadah di bulan Ramadhan. Selain puasa, mereka juga ikut menggelar tadarus. Bedanya, menggunakan Al-Quran braile.
Tadarus Al-Quran Braile itu berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) ABK KH. Ahmad Dahlan, Kelurahan Tamanbaru, Banyuwangi. Setiap harinya, tak kurang dari 5 orang tuna netra ikut tadarusan di ponpes ini. Terkadang sampai belasan orang.
"Total santri kami 27 orang. Ada 3 santri yang tuna netra. Sisanya, anak hiperaktif, autis dan tunagrahita," kata Pengasuh Ponpes ABK Ahmad Dahlan, Adfal Fadholi (60), Jumat (31/3/2023) malam.
Selain santri ponpes, terkadang sejumlah siswa SLB di Banyuwangi ikut datang dan tadarusan. Tadarus Al-Quran Braile ini menjadi rutinitas setiap Ramadan. Tujuannya, agar para santri tidak lupa dan pun jemarinya tetap peka dalam meraba huruf-huruf braile. Apalagi, pembacaan Al-Quran Braile kini sudah mulai berganti menggunakan Al-Quran digital yang dipelajari via audio.
"Kalau tidak lagi dilakukan, jari-jarinya jadi tidak peka lagi. Khawatirnya nanti lupa ketika membaca lagi," ujarnya.
Sebelum belajar membaca, latihan kepekaan jari menjadi langkah awal. Setelah itu mengenal huruf dan mulai melafalkannya. Dibutuhkan ketelatenan dari pengajar.
"Terkadang ada yang kurang peka jarinya. Sehingga agak lambat dalam memahami," tutupnya. (hoa/gol)
Load more