Jakarta, tvOnenews.com - Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ampunan, kebahagiaan, keagungan, keutamaan, banyaknya kebaikan dan terkabulkannya doa.
Oleh karena itu, sangat disayangkan jika bulan yang penuh rahmat ini terlewatkan begitu saja tanpa adanya perubahan yang lebih baik dari bulan-bulan lainnya dan tanpa terampuninya dosa.
Ramadhan disebut juga bulan yang penuh berkah, makna dari berkah itu sendiri yaitu bertambahnya suatu kebaikan.
Hal ini karena segala amal kebaikan yang dijalankan selama bulan ramadhan akan dilipatgandakan dan akan menjadi sebuah kebiasaan positif yang berkelanjutan pada bulan-bulan berikutnya.
Maka tak heran jika ramadhan juga disebut dengan bulan pendidikan. Selama satu bulan kita didik agar terlatih dengan hal-hal positif dan selalu konsisten untuk melakukan segala bentuk kebaikan.
Lantas kebiasaan positif apa saja yang dibentuk selama ramadhan?
Sahur
Ilustrasi sahur (ant)
Kebiasaan positif yang dibentuk selama ramadhan salah satunya adalah karena rutinitas sahur.
Diketahui, selama bulan ramadhan, kita dididik untuk terbiasa bangun sebelum subuh dengan adanya tuntutan sahur agar kuat dalam menjalankan puasa.
Meskipun sahur itu bukanlah sebuah kewajiban melainkan hanya sebuah kesunahan, tetapi setiap orang yang hendak menjalankan puasa membutuhkan asupan energi agar mampu menjalani rutinitas sehari-hari dengan prima. Maka setiap orang kebanyakan akan menjalani kesunahan ini.
Sahur yang berlangsung selama satu bulan berturut-turut menjadikan kita terbiasa bangun sebelum subuh, dari yang awal mulanya tidak pernah bangun sampai terpaksa bangun dan akhirnya terbiasa bangun.
Tak hanya itu, dengan bangun sahur maka ada kebiasaan positif lainnya yang dapat dilakukan yakni melakukan Qiyam al-Layl, shalat Tahajud dan ibadah sunah lainnya.
Berpuasa
Ilustrasi (envato element)
Orang yang berpuasa dapat merasakan keadaan orang yang kelaparan sehingga hal itu dapat mendorong rasa iba dan simpati kepada orang-orang yang kekurangan pangan serta mendorong hati agar dapat bersyukur dengan kecukupan dan nikmat yang telah Allah berikan.
Selain itu, dengan berpuasa pola makan seseorang menjadi lebih teratur dan terjaga sehingga dapat terhindar dari makan yang berlebihan yang dapat menjadikan kerasnya hati.
Pada dasarnya, puasa tidak hanya sebatas menahan diri dari makan dan minum, melainkan juga menahan diri dari amarah, maksiat, serta kotornya hati dan pikiran.
Dengan demikian, puasa sangat mendidik dan mengontrol diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan semakin terbiasa dengan hal-hal yang positif.
Dari sekian banyaknya keutamaan puasa, tujuan yang paling utama adalah untuk mencapai sebuah ketakwaan sebagaimana di dalam surah al-Baqarah ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Shalat Tarawih
Ilustrasi (ant)
Salah satu pendukung suksesnya perawatan tubuh dan mental seseorang melalui program puasa ramadhan adalah shalat tarawih.
Setelah menjalankan puasa satu hari penuh, kemudian berbuka setelah itu disusul dengan melakukan shalat tarawih maka otak berada pada gelombang alpha dan tetha.
Kedua gelombang tersebut menggambarkan kondisi tubuh dan pikiran yang tenang dan jernih. Terlebih ketika shalat tarawih tersebut dilakukan dengan khusyuk.
Dengan jumlah rakaat shalat tarawih yang berjumlah 20 rakaat kemudian ditambah dengan 3 rakaat shalat witir cukup untuk mengasah tujuh kecerdasan otak.
Tidak hanya itu, panjangnya jumlah rakaat tersebut merupakan senam tubuh dan stretching menjelang tidur.
Senam tersebut berguna untuk mengaktifkan fibroplast untuk membuat collagen dalam menjaga kelenturan kulit sehingga kulit terlihat kencang dan halus serta bercahaya, hal ini sebagaimana dikutip dari Buku Faḍā`il al-Tarāwih.
Sementara dari buku Ḥikmah al-Tashrī’ wa Falsafatahu, dikatakan bahwa di balik semua hikmah yang ada, di dalam shalat tarawih dapat menjadikan seseorang terhindar dari segala penyakit bahkan penyakit yang dapat membinasakan sekaligus.
Tadarus Al-Qur`an
Ilustrasi (pexels)
Memperbanyak membaca Al-Qur`an adalah hal yang sangat dianjurkan di bulan ramadhan. Hal tersebut akan membentuk suatu persepsi yang positif antara satu sel otak dengan satu sel otak lainnya.
Kebiasaan ini akan menimbulkan efek positif baik untuk kesehatan jasmani maupun rohani.
Namun pada hakikatnya, yang dianjurkan di sini bukan hanya sekedar membaca melainkan bertadarus Al-Qur`an yakni belajar membaca Al-Qur`an dengan tepat dan sesuai kaidah qirā`ah dan tajwid-nya.
Oleh karena itu, adanya target mengkhatamkan al-Qur`an bukan ajang untuk estafet membaca atau mengkhatamkannya berkali-kali. Tetapi, berlomba-lomba untuk lebih sering menyibukkan dirinya membaca al-Qur`an dengan tepat dan benar, sebagaimana dikutip dari buku Ramadan Bertabur Berkah.
Dengan demikian, kebiasaan bertadarus Al-Qur`an selama bulan ramadhan menjadikan seseorang terbiasa dengan membaca Al-Qur`an secara tepat dan benar.
Oleh: Minhatu Akmala - Santri Nahdlatul Ulama (UI)
Load more