Pati, tvOnenews.com - Di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terdapat sebuah dukuh bernama Gambiran. Dukuh yang berada 3,5 Km dari Alun-Alun kota Pati ini dulunya merupakan pusat keagamaan Islam di Kabupaten Pati.
Hal ini ditandai dengan berdirinya Masjid Baiturrohim yang dahulu merupakan masjid utama di Pati, sebelum berpindah ke Masjid Agung Baitunnur di Alun-Alun Pati.
Syiar Islam di Pati yang berpusat dari Gambiran tidak terlepas dari sosok Mbah Cungkrung, yang makamnya terletak sekitar 30 meter di sebelah selatan masjid.
Nama Mbah Cungkrung tidak asing bagi warga Desa Sukoharjo, Kecamatan Pati, Kota, Jawa Tengah. Setiap tanggal 1 Sura masyarakat setempat menggelar doa untuk memperingati haul, meninggalnya Mbah Cungkrung.
Makam Mbah Cungkrung di Masjid Baiturrohim, Gambiran, Margorejo, Pati. (Abdul Rohim).
Ketua Yayasan Baiturrohim, Amal Hamzah (61), mengungkapkan Mbah Cungkrung dipercaya masyarakat setempat sebagai penyebar agama Islam periode awal di Kabupaten Pati. Itu dibuktikan dengan usia makam Mbah Cungkrung yang terletak di selatan Masjid Baiturrohim, Dukuh Gambiran, Desa Sukoharjo.
"Makam mbah cungkrung diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16. Ini juga diperkuat dengan keberadaan Masjid Baiturrohim yang diyakini dibangun Mbah Cungkrung dan menjadi masjid tertua di Kabupaten Pati," ungkap dia.
Amal menambahkan, Mbah Cungkrung merupakan murid Sunan Muria yang menyebarkan agama Islam di Dukuh Gambiran Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo Pati.
"Mbah Cungkrung diperkirakan hidup sekitar 1500-an hingga awal 1600-an Masehi. Dia dipercaya sebagai murid Sunan Muria yang wafat pada tahun 1547 Masehi,’’ imbuh Amal, yang juga pensiunan guru sejarah SMA Negeri 1 Pati ini.
Bukti Mbah Cungkrung merupakan murid Sunan Muria adalah ajaran yang dikembangkan persis dengan gurunya, yakni ilmu tasawuf.
Nama Cungkrung juga bukan nama aslinya. Nama itu merupakan julukannya lantaran sering melakukan ibadah malam hari yakni sholat tahajud di sepertiga malam.
Makam Mbah Cungkrung di Masjid Baiturrohim, Dukuh Gambiran, Margorejo, Pati.(Abdul Rohim).
’’Orang tasawuf itu kan sukanya sujud. Lha, sujud itu nama lainnya jungkruk atau jungkrung. Nama Mbah Cungkrung dari sana. Nama aslinya belum diketahui hingga saat ini,’’ katanya.
Silsilah keturunannya juga belum diketahui hingga saat ini. Meskipun demikian, masyarakat asli Gambiran percaya, mereka merupakan keturunan Mbah Cungkrung.
"Mbah Cangkrung dipercaya masyarakat Dukuh Gambiran sebagai nenek moyangnya. Warga serempat kerap menyelipkan nama Mbah Cungkrung di setiap doa, seperti saat tahlilan," pungkasnya. (arm/buz)
Load more