Jombang, tvOnenews.com - Ramadhan adalah bulan paling utama dan paling baik bagi umat Islam. Terbaik karena di bulan ini diturunkan Al Qur'an. Terbaik karena ada puasa wajib. Terbaik karena ada satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Terbaik karena pahala ibadah dilipatgandakan dibandingkan ibadah pada bulan-bulan lain, meskipun ibadahnya sama. Tentu semua keutamaan dan kebaikan Ramadhan tersebut bisa kita dapatkan hanya ketika kita melaksanakannya dengan kesungguhan.
Karena sungguh rugi orang yang menjadikan Ramadhan hanya rutinitas tahunan, datang dan pergi begitu saja, tanpa kesan apa-apa dan tanpa peningkatan amal. Sehingga gelar sebagai umat yang Muttaqin seperti yang diharapkan Allah tidak diperoleh.
Jika puasanya hanya sebagai rutinitas dan hanya menahan lapar dan dahaga saja, niscaya puasanya juga tidak bisa menjadi perisai bagi dirinya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW bahwa puasa adalah junnah atau perisai selama kita tidak memecahkannya. Yang dimaksud puasa sebagai junnah atau benteng atau perisai adalah puasa akan menjadi pelindung yang akan melindungi bagi pelakunya di dunia dan juga di akhirat.
Adapun di dunia maka akan menjadi pelindung yang akan menghalanginya untuk mengikuti godaan syahwat yang terlarang di saat puasa. Oleh karena itu tidak boleh bagi orang yang berpuasa untuk membalas orang yang menganiaya dirinya dengan balasan serupa, sehingga jika ada yang mencela ataupun menghina dirinya maka hendaklah dia mengatakan, “Aku sedang berpuasa.”
Adapun di akhirat maka puasa menjadi perisai dari api neraka, yang akan melindungi dan menghalangi dirinya dari api neraka pada hari qiamat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
"Qala rabbuna azza wajalla " assiyamu junnatun yastajinnu bihaa al -abdu minan naar, wahuwa lii wa ana ajzii bihi"
“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa adalah perisai, yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya” (H.R. Ahmad).
Ada kalanya orang berpuasa tapi sia-sia, karena gugur pahalanya. Mengapa? Karena dia tidak mampu menjaga hati, pikiran dan lisannya. Berkata kotor, ghibah (menggunjing), hasud atau dengki dan lain sebagainya adalah beberapa perbuatan yang menggugurkan pahala puasa.
Karena itu, jaga hati, jaga pikiran dan jaga lisan kita, dan sekarang jaga tangan kita dalam bermedia sosial agar senantiasa menebar manfaat di bulan penuh berkah ini. Semoga kita bisa berpuasa bukan hanya fisik, tidak makan dan minum, tapi juga puasa hati dan pikiran kita dari hal-hal buruk. (usi/hen)
Load more