Seperti yang dialami oleh salah satu imam tarawih 30 juz, Muhammad Toriq Al-kilalil Amri, santri dari Riau yang bersyukur masih bisa terpilih menjadi imam tarawih, dimana persyaratan menjadi imam diakuinya sangatlah berat.
“Alhamdulillah Allah masih izinkan saya untuk kembali terpilih menjadi imam shalat tarawih 30 juz. Awalnya memang berat gak bisa bayangkan berdirinya berapa lama, kuat atau tidak, namun setelah saya jalani, Alhamdulillah tidak ada itu rasa capek,” ujar Tariq saat istirahat di rakaat ke empat.
Masih lanjut, Tariq mengatakan, untuk tarawih 30 juz ini ada 10 imam yang nantinya bergantian hingga akhir rakaat. 30 juz bacaan Al-Quran tersebut juga tidak dibaca sekali berdiri. Namun ada jeda istirahatnya.
“Jadi 30 Juz ini tidak dibaca sekali berdiri itu nggak, jadi setiap empat rakaat itu ada istirahatnya, selama istirahat dibarengi dengan makan, minum, ke kamar kecil dan lainya. Saya juga banyak-banyak berdoa agar di tahun depan saya masih terpilih jadi imam,” pungkas Tariq.
Meskipun tidak ada kewajiban dari pihak pondok untuk menggelar sholat tarawih 30 juz, namun tradisi sholat tarawih delapan jam ini sudah berlangsung selama 11 tahun terakhir, bahkan peserta semakin bertambah. (men/gol)
Load more