Beberapa kali renovasi dilakukan terhadap masjid ini sejak awal didirikan hingga ke bentuknya yang sekarang, namun tetap mempertahankan sejumlah benda yang adalah objek cagar budaya, yaitu dua buah gentong, dua buah batu pasujudan (Prasasti) yang berada di depan masjid.
"Dua gentong air dan 2 batu pasujudan tersebut masih ada di depan masjid dan konon katanya gentong dan batu pasujudan tersebut berkaitan erat dengan kisah Panji Laras dan Panji Liris dengan Andansari dan Andanwangi, Wallahu alam," ujarnya.
Masuk ke dalam masjid, kita akan melihat di tengah-tengah bangunan masjid ini masih mempertahankan bangunan asli atau bangunan awal ketika masjid ini didirikan, yaitu tiang besar penyangga masjid yang terbuat dari kayu jati.
Menara awal yang dibangun pada sekitar tahun 1970-an juga masih tetap dipertahankan. Lokasi azan yang berada di loteng atau ketinggian juga masih ada meski sudah tidak digunakan kembali.
"Ada beberapa kali pengembangan dengan tetap mempertahankan nilai awal hingga ke bentuk seperti yang ada saat ini," paparnya.
Selain itu, di dalam masjid ini juga terdapat mushaf Al Quran terbesar yang berada di sisi kanan masjid. mushaf Al Quran ini memiliki ukuran 240x155 sentimeter buah karya dari Ustaz Rusdi Aliuddin, pengasuh Madrasah Diniyah Nurul Iman, Desa Sidorejo, Kecamatan Deket.
Mushaf Alquran yang memiliki ketebalan 17 cm itu memiliki berat sekitar 350 kg dan untuk melindungi mushaf Al Quran raksasa itu disimpan dalam kotak kaca.
Load more