tvOnenews.com - Pernikahan adalah salah satu impian bagi semua orang dan bagi umat muslim pernikahan merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW yang juga merupakan ibadah seumur hidup.
Dalam agama islam, bagi umat muslim pernikahan atau nikah sangatlah dianjurkan untuk dilakukan jika mampu. Bahkan dalam ajaran islam hukum menikah bisa dilihat berdasarkan niat dari pelaku atau calon pengantin dimana terbagi menjadi 5 macam hukum nikah yakni sunah dilakukan, lebih baik ditinggalkan, makruh, dan haram (Fath al-Mu’in: 44-46).
Ada banyak sekali alasan bagi seseorang untuk memutuskan menikah, baik itu karena dirinya sudah mampu atau siap secara lahir dan batin atau bahkan menikah karena hamil terlebih dahulu yang biasa disebut sebagai pernikahan karena kecelakaan.
Hukum menikah sendiri terbagi menjadi 5 macam yakni sunah dilakukan, lebih baik ditinggalkan, makruh, dan haram (Fath al-Mu’in: 44-46).
Wajib menikah, berarti pernikahan merupakan kewajiban bagi mereka yang mampu dalam artian memberi nafkah, terdiri dari mahar, sandang, pangan dan papan serta punya keinginan untuk menyalurkan hasrat seksualnya yang dikhawatirkan menjadi sebuah perbuatan zinah atau kemaksiatan.
Sedangkan Sunnah menikah diperuntukan kepada orang yang punya kemampuan untuk untuk menikah serta berkeinginan untuk menyalurkan hasrat seksualnya namun tidak sampai di tahap khawatir akan terjerumus kedalam perbuatan zinah dan maksiat.
Lalu ada hukum lebih baik ditinggalkan, yang berlaku bagi mereka berkeinginan untuk menyalurkan gairah seksual mereka namun tidak memiliki kemampuan menafkahi. Maka sangat dianjurkan untuk menunda pernikahan sampai dengan mampu.
Hukum menikah yang keempat adalah makruh, yang berlaku kepada orang yang memang tidak menginginkan nikah, entah karena perwatakannya demikian, ataupun karena suatu penyakit.
Bila dipaksakan menikah, sangat dikhawatirkan tidak dapat menunaikan hak serta kewajibannya dalam sebuah pernikahan yang mungkin juga merugikan pasangannya.
Yang terakhir adalah hukum menikah yang Haram, dimana pernikahan yang dilakukan memiliki tujuan untuk menyakiti ataupun tujuan tujuan lain yang melanggar ketentuan agama. Lantas bagaimana hukum menikah karena hamil duluan akibat zina?
"Tidak boleh, orang nikah sama wanita hamil tidak boleh mau hamil diluar nikah, mau hamil dalam nikah tapi suaminya meninggal tetap tidak boleh sampai dia melahirkan" kata Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber pun mengatakan, sang wanita yang sedang dalam kondisi hamil tersebut harus terbuka dengan keadaan sebenarnya bagaimana, sehingga bisa menjadi pertimbangan bagi calon suaminya kelak bisa menerimanya atau tidak.
Jadi jangan sampai sang wanita menutupi atau berpura-pura tidak mau menunjukan kehamilannya agar bisa menunjukan kepada keluarganya seolah dirinya hamil setelah menikah.
Hal tersebut akan menjadi sebuah dosa besar karena akan berkaitan juga dengan warisan karena merupakan anak yang lahir dari sebuah perzinahan, lalu juga soal muhrim dan banyak persoalan lainnya.
Apalagi kalau sampai menggugurkan atau membunuh anak yang merupakan hasil dari perbuatan zina, hal tersebut benar benar menjadi sebuah dosa besar yang berkali lipat karena berzina dan juga melakukan pembunuhan.
Maka ketika sang wanita sudah tahu kalau perbuatannya tersebut merupakan sebuah dosa besar, segeralah bertaubat, Allah SWT maha pengampun dan pintu taubat masih terbuka lalu berkata jujur dan terbuka kepada calon suami tentang kondisinya.
Jadi Syekh Ali Jaber mengatakan, pernikahan antara seseorang yang menikahi wanita yang sedang hamil tidaklah sah, kalau seandainya terlanjur maka dianjurkan untuk menunggu sampai melahirkan lalu mengulangi lagi proses ijab kabul. (akg)
Load more