Salah seorang anak warga Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Alil Bastian, mengatakan usai mengaji di TPQ, sambil menunggu buka puasa dia berkumpul bersama temannya di kampung bermain dolanan tradisional.
“Saya puasa, ini nunggu berbuka puasa bermain dolanan tradisional bersama teman-teman. Ini bermain membuat gelang dari dain ketela, boneka dari bonggol daun pisang, membuat anyaman dari daun pisang,” kata Alil Bastian.
“Ini bermain dolanan tradisional bersama teman-teman sambil nunggu berbuka puasa. Biasanya saya main hp kalau pulang sekolah, sekarang diajari dolanan tradisional,” ujar Fuad, anak warga Desa Pagerharjo lainnya.
Sementara itu, pengelola sanggar dolanan tradisional, Muhammad Toyib, mengungkapkan sambil menunggu berbuka puasa anak-anak diajarkan bermain dolanan tradisional dengan memanfaatkan bahan bahan yang ada disekitar lingkungan.
“Mengisi waktu menjelang berbuka puasa atau ngabuburit anak-anak kita ajarkan permainan tradisional sekaligus cara membuatnya. Kita membuat boneka, kalung kalungan, membuat jaran jaranan sekaligus memperkenalkan permainan lokal. Bahan bahannya kita ambil dari alam sekitar yang tidak membutuhkan biaya“ ujar pengelola sanggar dolanan tradisional Desa Pagerharjo, Muhamad Toyib.
Selain untuk memperkenalkan permainan tradisional yang hampir punah, kata dia ngabuburit dengan bermain dolanan tradisional ini juga bertujuan agar anak- anak tidak kecanduan bermain gadget dan mencegah anak-anak terjerumus permaianan modern yang negatif.
“Harapan kami dengan bermain dolanan tradisional, anak-anak tidak kecanduan bermain hp. Biasanya kalau di rumah kan anak-anak ini mainnya hp,” kata dia.
Load more