Pati, tvOnenews.com - Beragam kegiatan dilakukan masyarakat untuk menunggu waktu berbuka puasa. Di Pati, Jawa Tengah, belasan anak-anak ngabuburit dengan bermain dolanan tradisional.
Selain untuk mengurangi ketergantungan anak bermain gadget, ngabuburit dengan bermain dolanan tradisional ini untuk melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan dan memperkenalkannya kepada anak-anak di tengah gempuran permainan modern.
Berbagai macam cara dilakukan untuk mengisi kegiatan yang bermanfaat bagi anak-anak di bulan Ramadhan ini. Seperti yang dilakukan oleh anak-anak di Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Setiap sore menjelang waktu berbuka puasa, belasan anak-anak ini bermain dolanan tradisional di sanggar dolanan tradisional yang dikelola oleh salah seorang warga setempat. Kegiatan ini disambut antusias dan bahagia oleh anak-anak.
Mereka bermain dolanan tradisional mulai dari jaranan atau kuda-kudaan, membuat anyaman dari daun pisang, membuat boneka dari pelepah pisang, membuat kalung dari daun ketela pohon hingga berlatih memanah.
Pertama bocah-bocah bermain jaranan dengan membuat mainan kuda dari pelepah pisang. Kemudian mereka berjalan berurutan dengan cerianya.
Usai bermain jaranan, anak-anak berkumpul dengan membuat anyaman dari daun pisang. Tidak hanya anyaman saja, mereka juga membuat kalung dari daun ketela pohon dan membuat boneka dari pelepah pisang. Mereka terlihat bahagia dan ceria dengan dolanan tradisional ini.
Salah seorang anak warga Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Alil Bastian, mengatakan usai mengaji di TPQ, sambil menunggu buka puasa dia berkumpul bersama temannya di kampung bermain dolanan tradisional.
“Saya puasa, ini nunggu berbuka puasa bermain dolanan tradisional bersama teman-teman. Ini bermain membuat gelang dari dain ketela, boneka dari bonggol daun pisang, membuat anyaman dari daun pisang,” kata Alil Bastian.
“Ini bermain dolanan tradisional bersama teman-teman sambil nunggu berbuka puasa. Biasanya saya main hp kalau pulang sekolah, sekarang diajari dolanan tradisional,” ujar Fuad, anak warga Desa Pagerharjo lainnya.
Sementara itu, pengelola sanggar dolanan tradisional, Muhammad Toyib, mengungkapkan sambil menunggu berbuka puasa anak-anak diajarkan bermain dolanan tradisional dengan memanfaatkan bahan bahan yang ada disekitar lingkungan.
“Mengisi waktu menjelang berbuka puasa atau ngabuburit anak-anak kita ajarkan permainan tradisional sekaligus cara membuatnya. Kita membuat boneka, kalung kalungan, membuat jaran jaranan sekaligus memperkenalkan permainan lokal. Bahan bahannya kita ambil dari alam sekitar yang tidak membutuhkan biaya“ ujar pengelola sanggar dolanan tradisional Desa Pagerharjo, Muhamad Toyib.
Selain untuk memperkenalkan permainan tradisional yang hampir punah, kata dia ngabuburit dengan bermain dolanan tradisional ini juga bertujuan agar anak- anak tidak kecanduan bermain gadget dan mencegah anak-anak terjerumus permaianan modern yang negatif.
“Harapan kami dengan bermain dolanan tradisional, anak-anak tidak kecanduan bermain hp. Biasanya kalau di rumah kan anak-anak ini mainnya hp,” kata dia.
Dengan bermain dolanan tradisional melatih anak- anak untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Ngabuburit dengan bermain dolanan tradisional ini juga untuk mengurangi ketergantungan anak bermain gadget dan untuk melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan serta memperkenalkannya kepada anak- anak di tengah gempuran permainan modern. (arm/buz)
Load more