Maka keluarlah ‘Abdul Muthalib kakek Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم yang pada saat itu menjadi pemimpin kaum Quraisy.
Abrahah meminta imbalan 200 unta dan tentaranya menguasai wilayah Mekah.
Abdul Muthalib menawarkan sepertiga kekayaan Mekah dan memerintahkan Abrahah untuk meninggalkan Mekah.
Tapi Abrahah dengan sombong berkata bahwa tidak ada yang menghalanginya untuk menghancurkan Ka’bah. Ia pun mulai menyiapkan pasukan untuk menghancurkan Ka’bah.
Melihat Abrahah yang bersikeras menyerang Ka’bah, Abdul Muthalib memerintahkan penduduk untuk mencari perlindungan ke bukit-bukit yang ada di sekitar Mekah untuk mencari perlindungan dan menyerahkan Makkah kepada Allah سبحان وتعالي .
Ketika pasukan Abrahah bersiap untuk menyerang, ia menempatkan gajah perangnya di posisi utama pasukan, tetapi gajah perangnya tidak mau bergerak ke arah Ka’bah meskipun sudah dicambuk dan dibakar tetap saja gajahnya tidak mau bergerak.
Abdul Muthallib dan orang orang suku Quraisy memperhatikan dari jauh keadaan yang terjadi dan menanti hasil akhir kejadian tersebut.
Sampai akhirnya Allah SWT mengirim burung yang sangat banyak dan saling bersusun susun dengan bentuk gelombang membawa batu dan menyerang pasukan Abrahah dan gajahnya, sebagaimana peristiwa ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Fiil. :
Tidak ada yang selamat dari pasukan Abrahah kecuali sangat sedikit dan diperintahkan untuk kembali ke Yaman setelah gugurnya sebagian besar dari pasukan Abrahah dan terpecahnya pasukan gajah yang menjadi akhir dari kekuasaan Abrahah. (put)
Load more