“Semaksimal selama-lama itikaf Nabi ketika Ramadhan itikafnya 20 hari terakhir. Jadi kalau sehari semalam 24 jam kali 20 hari total 480 jam yang paling lama,” tandas Ustaz Abdul Somad.
Namun Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa jika tak sanggup maka dapat melakukan itikaf di 10 malam terakhir.
“Kalau tak sanggup maka yang biasa, lakukan setiap tahun itu 10 hari 10 malam,” ujar Ustaz Abdul Somad.
Kemudian Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa setiap umat muslim bebas lama itikaf yang dipilih berdasarkan kemampuannya.
“Jadi saya sebutkan 20 hari, 10 hari, 24 jam, dan 4 kali tasbih, pilih yang mana, asal jika sudah niat harus dijalankan, misal niat 10 hari, ya selama 10 hari tak keluar, niat hanya 4 kali tasbih ya jalankan asalkan tidak batal, jika batal harus diulangi dari awal,” kata Ustaz Abdul Somad.
Itikaf haruslah dilaksanakan dalam kondisi suci yakni berwudhu. Namun jika wudhunya batal, itikafnya tak batal dan wudhu dapat diulang.
“Tidak batal, jika harus keluar masjid dengan alasan hajat yang darurat tak batal, tapi jika melakukan hubungan badan batal,” kata Ustaz Abdul Somad.
“Misal kebetulan rumahnya dekat, lalu ia setelah berbuka ia ke rumah dan sempatkan berhubungan dengan istrinya maka itikafnya batal,” tambahnya.
Kemudian jika ada yang bernazar akan itikaf lalu meninggal. Maka imam Syafi'i, mengatakan bahwa ahli warisnya harus membayarkan fidyah.
“Sebanyak 1 hari semalamnya sebesar 1 mud artinya 7.5 ons beras atau gandum,” ujar Ustaz Abdul Somad.
Saat itikaf Ustaz Abdul Somad menjelaskan beberapa amalan yang sebaiknya dilakukan.
Load more