Surabaya, tvOnenews.com - Pandemi Covid-19 telah berlalu, dan hampir semua sektor yang terdampak pandemi, baik ekonomi, pendidikan bahkan sosial kini mulai bangkit. Ruang gerak masyarakat yang dulu dibatasi demi menekan angka penularan Covid 19, kini mulai longgar. Dua tahun pula masyarakat Indonesia menahan diri untuk tidak mudik lebaran.
KH Muhammad Fawait yang akrab dipanggil Gus Fawait selaku Wakil Bendahara Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Jatim memberikan penjelasannya. RMI adalah badan otonom di bawah Nahdlatul Ulama yang membidangi pondok pesantren. Merujuk sebuah hadis sahaih dari Abu Hurairah, ia berkata,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni Allah.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (Lihat Fathul Bari, 4: 115).
Petikan Hadis di atas merupakan bagian dari keutamaan puasa dan silaturahmi yang tidak dapat dipisahkan, dimana setelah puasa kita diterima oleh Allah SWT, maka dosa kita akan diampuni (Hablu minallah), kewajiban kita sebagai mahluk sosial (hablu minan nas) hubungan kita antara manusia menjadi sempurna saat kita saling meminta ridha atau saling memaafkan.
Load more