Madiun, tvOnenews.com - Puluhan warga Muhammadiyah di Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, melaksanakan salat khusuf atau gerhana saat berlangsungnya gerhana matahari hibrida, di Masjid Al-Amin desa setempat, Kamis (20/4) pukul 10.30 WIB.
Sehingga di suatu tempat tertentu akan terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dari pada piringan matahari.
Menurut H Agus Tri Cahaya, Imam sekaligus Khatib, salat gerhana matahari yang dilakukan memang berbeda. Yaitu dalam salat gerhana terdiri dari dua rakaat, masing-masing rakaat ada dua kali rukuk dan dua kali sujud. Usai salat berjamaah akan dilanjutkan dengan kegiatan khotbah.
“Sholat gerhana matahari ini adalah salah satu bentuk spiritual yaitu menunjukkan salah satu bukti keagungan Allah SWT,” kata Agus.
Sementara itu, lanjut Agus salat gerhana merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan bagi umat muslim saat terjadi fenomena alam gerhana matahari dan bulan.
“Perlu diketahui gerhana matahari bukan karena sebab adanya kematian seseorang, adanya bencana atau bukan. Ini murni tanda kekuasaan Allah SWT,” imbuhnya.
Dikutip dari situs BMKG, gerhana matahari hibrid ini dapat diamati di beberapa wilayah di Indonesia. Mulai waktu Indonesia bagian barat hingga waktu Indonesia bagian timur.
Tak hanya itu, penentuan kapan akan terjadinya gerhana matahari menurut Muhammadiyah juga diketahui dari hasil perhitungan hisab yang diyakini tidak akan meleset.
Termasuk juga perhitungan hisab untuk menentukan 1 Syawal 1444 Hijriyah. Bahkan juga diyakini setelah terjadi gerhana matahari dipastikan esok hari sudah berganti bulan.
“Muhammadiyah selama ini memang mempedomani hisab atau menghitung astronomi Falaq sebagai penentuan awal bulan Komariyah dan sebagainya, termasuk penentu kapan terjadinya gerhana bulan atau matahari,” tutup Agus. (men/hen)
Load more