Jakarta, tvOnenews.com - Seluruh umat muslim saat ini telah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi. Sebagai umat dari Nabi Muhammad SAW, maka sebaiknya kita mengetahui apa saja kebiasaan Rasulullah saat di hari Lebaran.
Menurut penjelasan Ustaz Adi Hidayat, ada beberapa yang biasa dilakukan oleh Rasulullah saat Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
Maka jika keluarga Nabi saja ditekankan untuk melakukannya, maka umat Nabi Muhammad SAW sangat dianjurkan untuk melakukannya.
“Kata Al Hasan, Rasulullah SAW, Datuk kami memerintahkan kepada kami, lihat bahasanya memerintahkan pada kami, memang ini sunah tapi sunnah ketika dibuka dengan kalimat perintah ini menunjukkan sifatnya muakkadah sangat ditekankan,” ujar Ustaz Adi Hidayat sebagaimana dikutip dari Kanal YouTube Adi Hidayat Official pada Sabtu (22/4/2023).
“Kami diperintahkan setiap tiba dua hari raya maksudnya Idul Fitri dan Idul Adha, pertama untuk mengenakan mencari pakaian terbaik yang kami dapati, nah ini sunnah pertama,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Maka sebagai umat Nabi dan jika kita cinta pada Rasulullah SAW seharusnya lebih maksimal harus menjalaninya.
“Maka ayo silahkan buka koleksi pakaiannya, cari yang paling bagus yang setidaknya sesuai dan layak digunakan untuk menunaikan shalatnya,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Namun Ustaz Adi Hidayat mengingatkan bahwa pakaian yang dimaksud tidaklah harus baru dan mewah. Namun terbaik dan layak untuk digunakan saat Shalat Idul Fitri.
“Masya Allah kapan lagi pakai baju bagus langsung ada pahalanya, unik kan.. Anda belum shalat sudah punya pahala karena mengenakan pakaian terbaik, ” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian sunnah berikutnya yang ditekankan oleh Nabi kepada keluarganya adalah memakai wewangian.
“Yang kedua untuk laki-laki khususnya, kenakan wewangian terbaik,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Namun diingat ya kalimat pewangiannya menggunakan kalimat Toyib, yang thoyyib itu sesuatu yang nyaman dirasakan jadi ciumnya enak dipakai juga enak. Jangan sampai Anda enak sendiri tapi orang lain tidak nyaman menciumnya,” tambah Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menyarankan agar wewangian itu dibawa ke masjid dan kemudian dibagikan kepada jamaah Idul Fitri. Hal, agar semakin banyak yang menjalankan sunnah Rasulullah ni.
Sunnah berikutnya yakni dijelaskan oleh Ustaz Adi Hidayat adalah makan dahulu sebelum jalan ke masjid untuk Shalat Ied.
“Kemudian dalam hadits riwayat ahmad no 22.984, riwayat dari sahabat Buraidah RA, dikatakan bahwa Rasulullah beliau tidak pernah berangkat untuk mengerjakan idul Fitri kecuali sebelumnya makan dulu,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Hal ini berbanding terbalik dengan kebiasaan Rasulullah saat Hari Raya Idul Adha.
“Saat Idul Fitri, makan dulu baru jalan shalat, namun saat Idul Adha beliau berangkat tidak makan dulu, setelah pulang baru makan,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Maka saat Idul Fitri esok, hal ini sangat ditekankan untuk dilakukan sebelum berangkat ke masjid. Hal ini karena makanan pertama setelah puasa itu mengandung pahala.
“Saat Anda makan itu bukan sekedar ada nilai pahalanya tapi sekaligus memberikan pesan bahwa puasa sudah berakhir sekarang boleh makan lagi,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Saat Ramadhan nahan makan pertama kali itu ada pahalanya, saat Syawal makan pertama kali sebelum berangkat shalat itu ada pahalanya,” tambah Ustaz Adi Hidayat.
Namun makan sebelum shalat tidak boleh yang berat. Setidaknya makan yang cepat habis agar dapat lekas pergi ke masjid untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri.
Kemudian Ustaz Adi Hidayat menjelaskan sunnah keempat dalam melaksanakan Hari Raya Idul Fitri yang tercantum dalam hadits At Tirmidzi nomor 533.
‘Haditsnya riwayat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ta’ala anhu, kata sahabat Ali, disunnahkan ke tempat shalat disunnahkan berjalan kaki,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Namun Adi Hidayat tak meminta langsung disimpulkan sunnah tersebut. Hal ini karena zaman Nabi dan sekarang berbeda.
“Sunnah ini bisa dilakukan jika tempat shalat itu bisa dijangkau dengan berjalan kaki,” ujar Ustaz Adi Hidayat.
Lantas bagaimanakah ukuran terjangkau yang dimaksud?
“Artinya ketika sampai di tempat tujuan itu secara wajar. Datang ke tempat tanpa merasakan kesulitan, tidak terlampau penat dan lelah dan dalam keadaan itu bisa menunaikan shalat dengan tenang,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Namun jika dengan berjalan kaki Anda bisa ketinggalan shalat atau kesulitan dalam menjangkaunya hingga kemudian membuat shalat tidak khusyuk maka boleh dijangkau dengan kendaraan.
“Kedua dianjurkan untuk mengambil jalan lain saat pulang. Jadi masuk lewat jalan satu kembali lewat jalan yang kedua,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Kebiasaan Rasulullah mengenai hal tersebut tertera dalam beberapa hadits. Salah satunya hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ta’ala anhuma terdapat di Al Hakim al-mustadrak nomor hadits 1.106.
“Saya bacakan nah ini punya Umar radhiyallahu ta’ala an humazin musala selanjutnya dikuatkan Abu Hurairah di riwayat Ahmad nomor hadis 8.435,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Kata sahabat Abu Hurairah adalah kebiasaan Nabi SAW, kalau berangkat ke tempat shalat, maka pulangnya itu berputar lewat jalan yang lain,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Manfaat dari berjalan sambil bertakbir, kata Ustaz Adi Hidayat jika berjalan bersama.
“Saat keluar kata Nabi keluarlah dengan semarak takbir, Allahu Akbar dan itu termasuk syiar,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Dengan menjalankan sunnah saat Idul Fitri ini, diharapkan menjadi kebiasaan di 11 bulan berikutnya. Salah satunya yakni dengan selalu mengenakan pakaian terbaik ketika menghadap Allah SWT.
“Refleksi Idul Fitri, ketika Anda gunakan pakaian terbaik itu hanyalah langkah awal, namun jika setelahnya itu kembali ke fitrah semula, misal memakai pakaian yang jelek lagi artinya idul fitrinya tak berhasil,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Ingat, sungguh hakikat idul fitri bukan yang gunakan pakaian bagus tapi yang takwanya bertambah di hadapan Allah SWT,” tambah Ustaz Adi Hidayat.
Namun sebelum Idul Fitri tiba, Ustaz Adi Hidayat menganjurkan agar setiap muslim melakukan introspeksi terhadap diri masing-masing apakah sudah berhasil menjalankan ibadah Ramadhan dengan baik sehingga mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
“Bahkan di akhir Ramadhan para sahabat Nabi sering menangis karena khawatir setelah Ramadhan kebiasaan itu hilang dan yang paling ditakuti tidak mendapatkan ampunan Allah SWT,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
“Karena haditsnya mengikat dari Rasulullah SAW, Sungguh celaka, jauh dari rahmat Allah, sangat tercela orang yang sudah sampai di Ramadhan tapi tak mampu diampuni oleh Allah SWT,” kata Ustaz Adi Hidayat.
“Tangisi diri kita, ukurlah diri kita, apakah sudah dekat dengan Allah SWT dan apa berhasil. Setelah tenang nyaman ada perubahan bertakbirlah, seperti para sahabat Nabi, mereka keluar ketika mereka merasa berhasil menjalani Ramadhan, saat itulah Anda jadi pemenang di hadapan Allah SWT,” tandas Ustaz Adi Hidayat. (put)
Load more