Jakarta, tvOnenews.com - Pada awal mula shalat diwajibkan, para sahabat belum khusyuk sepenuhnya. Kemudian, Allah SWT menurunkan ayat yang berisi perintah untuk shalat khusyuk. Ayat itu terdapat di awal surah al-Mu’minun .
قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ. الَّذِيۡنَ هُمۡ فِىۡ صَلَاتِهِمۡ خَاشِعُوۡنَ
Sementara dalam segi bahasa, khusyuk berasal dari kata خُشَّع yang menurut Professor Doktor Mahmud Yunus di dalam kamus Arab Indonesianya diartikan tunduk, rendah dan takluk.
(Ist)
Kemudian, Imam Durori dalam buku Pendidikan Agama Islam bagi Masyarakat Awam menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam konteks shalat maka khusyuk dapat diartikan sebagai suatu kondisi shalat yang tenang, benar-benar tunduk dan merunduk, merasa teramat kecil dan teramat rendah di hadapan Allah SWT.
Sebagai seorang muslim haruslah sadar bahwa shalat adalah hal yang sangat penting. Hal ini karena shalat adalah hal pertama yang akan dimintai pertanggungjawaban.
Sseorang muslim yang baik pastilah akan berusaha untuk melakukan shalat dengan sebaik-baiknya, karena itu sebagai perwujudan penghambaan kepada Tuhannya.
Al Imam al-Hafizh Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani di dalam kitabnya Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam mencantumkan beberapa hadits yang berkenaan dengan cara menyempurnakan shalat secara khusyuk.
Berikut beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai shalat yang khusyuk.
(Freepik)
Larangan bertolak pinggang saat shalat dijelaskan dalam hadits HR al Bukhari dan Muslim.
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال : «نهى رسول الله صلى الله عليه أن يصلي الرجل مختصرا» [متفق عليه] .
Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu wata'ala 'anhu, la berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang orang shalat dengan bertolak pinggang" (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Menyantap makanan terlebih dahulu sebelum menunaikan shalat maghrib dianjurkan.
Hal itu perlu dilakukan apabila makanan sudah dihidangkan, seperti dalam riwayat hadits Al Bukhari dan Muslim.
عن أنس رضي الله تعالى عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : «إذا قدم
العشاء قائده وا به قبل أن تصلوا المغرب» [متفق عليه]
Baca: 'An Anasin rodhiyalloohu wata'ala 'anhu, Anna Rosuulallooh shol lalloohu 'alaihi wa sallam qoola: Idzaa quddimal 'isyaa-a fabda uu bihi qobla an tusholliyal maghriba, (Muttafaqun 'alaih).
Artinya: "Dari sahabat Anas radhiyallahu ta'ala 'anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika sudah dihidangkan makan malam, maka makanlah, sebelum engkau mengerjakan shalat Maghrib, (HR al-Bukhari dan Muslim).
(pixabay)
Meskipun saat shalat kita merasa ada debu atau pasir atau kotoran lainnya sedang menempel di dahi, namun demi mencapai shalat yang khusyuk, seseorang tidak boleh mengusapnya. Hal tersebut tercantum dalam Riwayat HR Imam Lima.
عن أبي ذر رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إذا قام أحد كم في الصلاة فلا يمسح الخصى، فإن الرحمة تواجهه» [رواه الخمسة.
Baca: 'An Abii Dzarrin rodhiyalloohu wata'ala 'anhu qoola: Qoola Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wasallam: Idzaa qooma ahadukum fishsholaati falaa yamsahil hashoo, fainnarrohmata tuwaajihuhu. (Rowahul khomsah).
Artinya: "Dari Abu Dzar radhiyallahu ta'ala 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda: Jika salah seorang diantara kalian mengerjakan shalat, maka janganlah mengusap debu (yang menempel pada dahi), karena rohmat selalu bersamanya", (HR. Imam Lima).
(pixabay)
Shalat haruslah tertib, maka menoleh ke kanan ataupun ke kiri tidaklah diperkenankan, seperti yang tercantum dalam hadits di bawah ini:
عنها قالت : سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الإلتفات في الصلاة، فقال : « هو اختلاس يختلسة الشيطان من صلاة
العبد» [رواه البخاري و الترمدي ] .
Baca: 'An 'Aaisyata rodhiyalloohu ta'aalaa anhaa qoolat: Sa-altu Rosuu lallooh shollalloohu 'alaihi wa sallam 'an al-iltifaati fishsholaati, faqoola: Huwa ikhtilaasun yakhtalisuhusy-syaethoonu min sholaatıl 'Abdi, (Rowaahul Bukhooriyyu).
Artinya. "Dari 'Aisyah radhiyallahu ta'ala anhu, ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang al-iltifat di dalam shalat Maka Rasul menjawab bahwa al-iltifat adalah copetan, Syaitan mencopet seseorang yang sedang shalat". (HR. Imam Al-Bukhari).
Seorang muslim yang sedang shalat tidak boleh meludah ke arah manapun, meskipun di sebelahnya kosong.
Hal ini karena saat shalat, itu artinya seorang hamba sedang bermunajat kepada Allah SWT, seperti yang tercantum dalam hadits al Bukhari dan Muslim di bawah ini:
أنس رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «إذا
كان أحدكم في الصلاة فإنه يناجي ربه فلا يبرقن بين يديه ولا عن يمينه ، ولكن
عن شماله تحت قدمه» [متفق عليه ] .
Baca 'An Anasin rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhu qoola: Qoola Rasuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam: Idzaa kaana ahadukum fishsholaati fainnahu yunaajii robbahu falaa yabzuqonna baena yadachi walaa 'an yamiinihi, walaakin 'an syimaalihi tahta qodamihi. (Muttafaqun 'alaih).
Artinya: "Dari Anas radhiyallahu ta'ala 'anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Apabila seseorang diantara kalian sedang shalat, sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada tuhannya, maka janganlah meludah ke depannya atau ke sisi kanannya, tetapi boleh ke sebelah kiri di bawah telapak kakinya", (HR. al-Bukhari dan Muslim)
(pexels)
Cara lain dalam mencapai shalat yang khusyu' adalah tidak melihat gambar ataupun tulisan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah meminta istrinya untuk memindahkan sebuah tirai karena gambarnya mengganggu kekhusyukan rasul saat melakukan ibadah shalat.
عن أنس رضي الله تعالى عنه قال : كان قرام لعائشة رضي الله تعالى عنها سترت جانب بيتها فقال النبي صلى الله عليه وسلم : «أميطي عـنّا فرامك هذا فإنه لاتزال تصاویر: تعرض لي في صلاتي» [رواه البخاري ]
Baca: 'An Anasin rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhu qoola: Kaana qiroomun Aaisyata rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhaa satarot bihi jaaniba baetihaa faqoolan Nabiyyu shollalloohu 'alaihi wasallam: Amiithii 'annaa qiroomaki haadzaa fainnahu laa tazaalu tashoowiiruhu ta'ridhu In fi sholaatii, (Rowaahul Bukhooriyyu).
Artinya: "Dari Anas radhiyallahu ta'ala 'anhu, ia berkata Adalah gorden milik Aaisyah menutupi bagian samping rumahnya. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya singkirkan gorden-mu itu dari kita, karena gambar-gambarnya selalu menggangguku dalam shalatku," (HR al-Bukhari).
Rasulullah pernah bersabda:
عن جابر بن سمرة رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «لينتهين قوم يرفعون أبصارهم إلى السماء في الصلاة أو لا ترجع إليهم» [رواه مسلم]
Baca: 'An Jaabiribni samurotin rodhiyalloohu ta'ala 'anhu qoola Qoola Rosuulullooh shollalloohu 'alaihi wa sallam: layantahiyanna qaomun yarfa'uuna abshoorohum ilassamaa-i fishsholaati ao laa tarji'a ilaihim, (Rowaahu Muslim).
Artinya: "Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ta'ala 'anhu, ia berkata: Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: Hendaklah berhenti memandang ke langit bagi orang-orang yang sedang mengerjakan shalat, atau pandangan mereka tak akan bisa kembali", (HR Muslim)
(pexels)
Dalam mencapai kekhusyukan dalam shalat, seorang muslim tidak boleh menghadap ke makanan dan juga tidak menahan diri dari rasa ingin buang gas, air kecil ataupun air besar
عن عائشة رضي الله تعالى عنها قالت : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم
يقول : «لا صلاة بحضرة طعام ولا هو يدافعة الأخبتان» [رواه مسلم].
Baca: 'An 'Aaisyata rodhiyalloohu ta'aalaa 'anhaa qoolat: Sami'tu Rosuulallooh shollalloohu 'alaihi wasallam yuquulu: Laa sholaata bihadhroti tho'aamin wa laa huwa yudaafl'uhul akhbatsaan, (Rowaahu Muslim).
Artinya Dari 'Aisyah radhiyallahu ta'ala 'anhad, la berkata Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda Tak diperbolehkan shalat di depan hidangan makanan, dan tidak pula diperbolehkan shalat bagi orang yang menahan dua kotoran (kotoran yang lewat jalan depan dan jalan belakang)" (HR Muslim)
Cara lain dalam menahan kekhusyukan shalat adalah tidak menguap. Hal ini dijelaskan dalam hadits HR Muslim dan At-Tirmidzi yang isinya:
"Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ta'ala 'anhu bahwasanya Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda Menguap itu dari Syaitan, maka apabila salah seorang diantara kalian menguap, hendaklah ditahan sekuat kuatnya" (HR. Muslim dan at-tirmidzi).
Itulah beberapa cara mencapai kekhusyuk-an saat shalat. Semoga Allah senantiasa menjadikan kita menjadi hambaNya yang selalu khusyu' dalam beribadah kepadaNya. (put)
Load more