Ia adalah seorang kosmopolit Islam sebab ia bukan saja melibatkan diri dengan pergaulan di Hindia Belanda melainkan juga hingga Timur Tengah.
Sepanjang hayatnya Kyai Haji Mas Mansyur terlibat dengan pendirian dan inisiasi pergerakan Islam.
Bersama Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Wahab Hasbullah ia mendirikan majelis Islam A’la Indonesia atau MIAI.
Pada tahun 1938, beliau mendirikan partai Islam indonesia di tahun 1938 hingga 1942.
Pada masa pendudukan Jepang bersama Mohammad Hatta Soekarno dan Ki Hajar Dewantara Kyai Haji Mas Mansyur memimpin Putera atau Pusat Tenaga Rakyat.
Pemerintah Indonesia pada tahun 1964 memberi penghormatan yang tinggi atas jasa-jasanya memajukan bangsa dengan gelar pahlawan nasional.
10. AR. Baswedan
Abdurrahman Baswedan lahir di Surabaya tanggal 9 September 1989. Beliau adalah seorang jurnalis, diplomat, sekaligus aktivis Muhammadiyah.
Kakek dari Anies Baswedan ini pernah menjadi pengasuh kolom harian milik Muhammadiyah bernama Mercusuana.
Ia merupakan tokoh penting di balik deklarasi Sumpah Pemuda keturunan Arab di Semarang sebagai bukti komitmen nasionalisme peranakan Arab.
Pada tahun 1970 AR Baswedan menerima bintang Mahaputra utama sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi besarnya dalam penyusunan UUD 1945.
Gelar pahlawan nasional diterimanya pada tahun 2018. Muhammadiyah tidak akan lelah merintis, melahirkan, dan membesarkan Indonesia.
Selain 10 tokoh di atas, masih ada sejumlah nama pahlawan nasional dari kalangan Muhammadiyah, seperti Gatot Mangkupraja (Pelopor pembentuk tentara PETA dan Laskar Hizbullah), Kyai Haji Fachrudin (Penggerak pers Indonesia), Ki Bagus Hadikusumo (Perumus Pancasila dan UUD 1945), Ki Bagus Hadikusumo (Perintis kemerdekaan), Kasman Singodimedjo (Salah satu perumus dasar negara), Nani Wartabone (Pahlawan nasional), hingga Abdul Kahar Muzakir (Anggota BPUPKI).
Load more