"Jadi anda harus sudah tau resiko-resiko itu anda harus persiapkan. Kalo anda sudah paham resiko-resiko yang akan anda temui maka resiko itu bukan sebuah resiko lagi," sambungnya.
Buya memberi contoh, misalnya dari awal mungkin suami sudah membatasi pertemuan dengan istri kedua.
Atau mungkin berjanji tidak bisa bertemu setiap saat, apakah sebulan sekali atau seminggu sekali. Jika pada dasarnya itu adalah perjanjian, mkaa terima saja.
"Kalau dari awal sudah anda pangkas tuntutan anda meminta lebih, maka anda akan menemukan kebahagiaan biarpun hanya seminggu sekali karena memang kemampuan suami anda seminggu sekali. Andda bukan perempuan rendah bukan, anda lebih cerdas daripada yang lain yang naudzubillah melakukan keharoman," ujar Buya Yahya.
"Maka anda bantu suami anda, jangan malah merayu. Ada sebagian wanita itu menjadikan seorang laki-laki itu berani melangkah karena calon istri yang kedua ini telah menjanjikan kesiapan-kesiapan yang banyak dengan macam-macam resiko. Setelah suami melangkah, tiba-tiba berubah, ini akan mejadi malapetaka," tegas Buya Yahya menambahkan.
Kemudian Buya juga menambahkan bahwa tidak harus istri kedua berterus terang kepada istri pertama, karena mungkin sang suami ingin mencari yang halal. Mencari wanita yang bisa menerimanya, biarpun tanpa diketahui istri pertama.
"Mungkin laki-laki tersebut sangat menghargai istri yang pertama, sehingga jangan sampai hal yang demikian mengganggu hatinya," papar Buya Yahya.
Load more