tvOnenews.com - Dalam salah satu kajiannya, Buya Yahya menyampaikan bagaimana jika istri pertama marah karena dipoligami.
Simak penjelasan Buya Yahya tentang hukum poligami sesuai syariat Islam berikut ini.
Dilansir Jumat (05/5/23) dari tayangan youtube Al-Bahjah TV dengan judul "Jika Istri Pertama Marah Karena Dimadu - Buya Yahya Menjawab" yang diunggah pada 6 Oktober 2020.
Saya menjadi istri kedua, dan ketika menikah dulu suami tidak jujur kepada istri pertama. Setelah beberapa bulan menikah, saya mencoba jujur kepada istri pertama tidak mau menerima dan marah-marah menyuruh suami mentalak saya. Tapi sampai saat ini, suami tidak mau talak, dan untuk saat ini pun suami benar ketemu dengan saya tapi, dengan sembunyi-sembunyi dari istri pertama. Padahal niat saya untuk jujur kepada yang pertama agar dia tidak dibohongi. dan bahwa bisa merasakan perubahan dari suami ketika sebelum menikah lagi dan setelah menikah. Niat dia berpoligami, satu untuk merubah diri dia agar tidak berbuat yang tidak-tidak diingkan sebelum-sebelumnya. Jadi ketika dia mendapatkan arahan mengasih arahan kepada istri pertamanya agar dia tidak melakukan hal-hal itu lagi namun istri pertama tidak mau menerima dan dia berkata lebih baik suami mencari hiburan yang sesaat daripada dia di madu. Apakah saya harus mempertahankan rumah tangga saya ataukah saya harus menyudahinya? Mohon nasehatnya Ustaz," tanya salah satu jamaah kepada Buya Yahya.
Istri Pertama Marah karena Dipoligami, Suami Harus Bagaimana? Buya Yahya Jawab Begini, Katanya...Source: istockphoto
"Anda sebagai istri kedua, selagi anda menikah dengan laki-laki tersebut karena Allah dan anda sudah tau bahwasanya statusnya beristri maka anda harus sudah tau gambaran pahit manisnya yang akan anda temui," ujar Buya Yahya.
"Jadi anda harus sudah tau resiko-resiko itu anda harus persiapkan. Kalo anda sudah paham resiko-resiko yang akan anda temui maka resiko itu bukan sebuah resiko lagi," sambungnya.
Buya memberi contoh, misalnya dari awal mungkin suami sudah membatasi pertemuan dengan istri kedua.
Atau mungkin berjanji tidak bisa bertemu setiap saat, apakah sebulan sekali atau seminggu sekali. Jika pada dasarnya itu adalah perjanjian, mkaa terima saja.
"Kalau dari awal sudah anda pangkas tuntutan anda meminta lebih, maka anda akan menemukan kebahagiaan biarpun hanya seminggu sekali karena memang kemampuan suami anda seminggu sekali. Andda bukan perempuan rendah bukan, anda lebih cerdas daripada yang lain yang naudzubillah melakukan keharoman," ujar Buya Yahya.
"Maka anda bantu suami anda, jangan malah merayu. Ada sebagian wanita itu menjadikan seorang laki-laki itu berani melangkah karena calon istri yang kedua ini telah menjanjikan kesiapan-kesiapan yang banyak dengan macam-macam resiko. Setelah suami melangkah, tiba-tiba berubah, ini akan mejadi malapetaka," tegas Buya Yahya menambahkan.
Kemudian Buya juga menambahkan bahwa tidak harus istri kedua berterus terang kepada istri pertama, karena mungkin sang suami ingin mencari yang halal. Mencari wanita yang bisa menerimanya, biarpun tanpa diketahui istri pertama.
"Mungkin laki-laki tersebut sangat menghargai istri yang pertama, sehingga jangan sampai hal yang demikian mengganggu hatinya," papar Buya Yahya.
Istri Pertama Marah karena Dipoligami, Suami Harus Bagaimana? Buya Yahya Jawab Begini, Katanya...Source: istockphoto
Lalu Buya juga berpesan bahwa semestinya istri kedua juga komitmen dengan hal tersebut, yang penting kebutuhan anda terpenuhi, daripada anda tidak mempunyai suami.
"Ini nasehat untuk istri yang kedua. Jadi sesuai yang pernah anda sepakati, itu yang harus anda pertahankan," terang Buya Yahya.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu akan tumbuh rasa cinta. Biasanya istri kedua tidak akan merasa cukup dengan kebaikan yang diberikan suami akan tetapi ingin tambah, karena terlalu mencintai.
"Hal ini wajar, akan tetapi anda harus tetap pada prinsip yang pertama. Selagi suami tidak ingin memberitahu, maka anda tidak usah. Karena suami anda lebih tau tentang keadaan istrinya," tambahnya lagi.
''Apalagi kalo kemudian sampai istrinya mengizinkan suami untuk mencari kesenangan sesaat daripada harus menikah, naudzubillah. Ini kan bahaya banget," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya berpesan bahwa, anda harus tetap pertahankan, jaga, dan menerima, dan harus siap dengan cara semacam ini, sehingga anda memperjuangkan kebaikan untuk diri anda dan mungkin anda akan merasa nyaman.
""Banyak wanita seperti anda menemukan kenyamanan karena suaminya ahlaknya baik dan sebagainya," tutur Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, adapun sang suami bertemu istri kedua secara sembunyi-sembunyi itu adalah akibat dari hal yang disampaikan tadi kepada istri pertama. Sehingga timbul kekhawatiran dari istri pertama.
Waallu’alam Bishawab.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News.
(udn)
Load more