tvOnenews.com - Buya Yahya dalam sebuah kajian Islami mendapatkan sebuah pertanyaan terkait seorang suami yang mualaf namun tidak menjalankan salat dan bagaimana seorang istri harus bersikap akan hal tersebut.
Melansir dari sebuah tayangan yang diuggah di kanal youtube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan terkait bagaimana seharusnya istri bersikap pada suaminya yang merupakan seorang mualaf namun jarang melaksanakan ibadah salat.
Buya Yahya mengatakan, jika ada seorang mualaf yang tidak menjalankan ibadah salat itu bisa jadi karena dirinya salah dalam memilih guru yang mengajarkannya agama Islam.
Beliau juga menceritakan sebuah kisah tentang suami mualaf yang tidak salat sesuai dengan hukum islam.
"Secara agama sebagaimana dia telah berikrar masuk islam, salat jumat. Hubungan suami istri masih berlangsung dan sah dalam mazhab jumhur ulama," jawab Buya Yahya.
"Karena selagi dia masih mengatakan salat itu wajib, tidak keluar dari iman. Menurut madzhab kita, madzhab Syafi'i dan Hanafi. Kecuali madzhab Imam bin Hambal mengatakan orang tidak salat kafir. Ini kan perbedaan," tambahnya.
"Kalo anda madzhab Syafi'i, maka dia masih muslim, dan pernikahan anda tetap sah," ujar Buya Yahya.
Buya Yahya menceritakan kalau dirinya pernah didatangi seorang mualaf, yang terlihat baik, dan juga polos dan dia bertanya kalau sebagai mualaf ia mengaku tidak pernah menunaikan salat.
"Saya kaget, kenapa? Saya orang yang sibuk dengan usahanya yang besar, dengan kesibukan dan pergaulannya juga bermacam-macam. Rupanya dia salah berguru dan tidak mendapat petunjuk, untuk melakukan ibadah yang mudah," ujar Buya mengisahkan.
Lalu Buya Yahya, pun memberi pengertian bahwa salat bisa dilakukan dimana saja, tanpa harus menggunakan sajadah. Buya Yahya juga memperagakan di depannya bagaimana cara wudhu dengan segelas air.
"Bumi Allah suci semuanya, di gudang dimana, apalagi kantormu bersih dan boleh jamak dan qashar. Kirain harus pake gini-gini, ya berarti salah berguru," ujar Buya.
Buya Yahya menjelaskan kalau orang yang beriman tidak melaksanakan ibadah salat, itu biasanya karena dirinya salah dalam memilih guru agama atau guru spiritual atau bahkan tidak mengerti kalau salat itu mudah dilakukan.
Buya menjelaskan kalau seseorang tidak bisa berdisi, maka diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah salat dengan duduk, jika tidak bisa duduk diperbolehkan untuk berbaring atau bahkan menggunakan isyarat.
"Gak bisa berdiri, boleh duduk, gak bisa duduk boleh berbaring, gak bisa berbaring, boleh terlentang. Atau dengan isyarat kedua kelopak matanya, isyarat dengan hatinya. Jadi mudah," tegas Buya Yahya.
Maka untuk menjawab pertanyaaan dari salah satu jemaahnya, Buya menghimbaunya agar suaminya dikenalkan dengan orang yang mengerti fiqih, yang bisa mengajarkan.
"Jadi, insya Allah suami anda itu baik. Hanya perlu bertemu orang yang mau mengajarkan, mau salat jumat lagi," jawab Buya Yahya.
Atau justru masalah najis, dia gak ngerti. Urusan najis bagaimana. Gak ngerti istinja, sehingga celananya selalu najis. Padahala ada dalam islam, pake tisu sebagai pengganti air. Dengan cara istinja dengan tisu dengan batu.
"Maka kalo ada yang bilang susah untuk salat, maka yang salah gurunya. Maka kami menghimbau kepada para pembimbing anda harus punya wawasan dalam memberikan pendidikan kepada orang-orang yang lemah, maksudnya mualaf. Lemah hatinya, belum kuat iman, terlalu banyak gak boleh ini itu sehingga tersiksa dia dan keluar dari islam," tegas Buya Yahya.
(udn/akg)
Load more